Kamis, 18 Apr 2024
MENU
Ramadan 2024

Batu Bata Masih Berjaya di Sumbermulyo

Sumbermulyo - Siapa yang tidak mengenal batu bata (merah)? Bahan bangunan yang satu ini sangat umum digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti rumah, pagar, taman, dan banyak lagi kegunaannya.

Di tengah gempuran bahan-bahan bangunan yang kian beragam dan modern--batako, bata ringan, gipsum, bata lubanga, dan lain-lain, bahan bangunan dari tanah ini masih bertahan.

Bahan bangunan ini tetap menarik bagi masyarakat karena memiliki beberapa keunggulan dibanding material lain. Menurut pembuat batu bata asal Dusun Tembakur, Desa Sumbermulyo, Sholihul Huda, 39 tahun, rumah yang dibangun menggunakan batu bata terasa lebih sejuk dan nyaman. 

Selain nyaman, bahan bangunan ini juga lebih kokoh dan tahan lama. Dinding dari batu bata tidak mudah retak. "Juga lebih tahan api," tutur Huda kepada Sedulurdotco.


Baca Lainnya :

Batu bata yang sudah kering ditumpuk sedemikian rupa sebelum dibakar.

Peluang inilah yang membuat Huda yakin untuk membuka usaha produksi batu bata pada 2014 lalu.  Sejak menikah pada 2008, pria kelahiran Rembang ini memilih menetap di Banyuwangi.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Awalnya, Huda harus mencari pekerjaan ke sana-ke mari. Berbagai pekerjaan pun dilakukan: bertani, kuli bangunan, juga buruh mencetak batu bata demi memenuhi kebutuhan rumah tangganya. "Yang penting halal," katanya mengenang tahun-tahun pertama pernikahannya.

Seperti kata orang bijak, pengalaman adalah guru yang paling berharga, Huda pun memanfaatkan pengalamannya itu untuk membuka usaha mandiri. Pada tahun 2014, dia memutuskan untuk memulai usaha membuat batu bata di pekarangan rumah mertuanya. 

Beruntung dia memperoleh bimbingan dan pinjaman modal dari mantan bosnya, sehingga usahanya bisa berjalan.

Pada awalnya, Huda mengalami banyak kendala karena belum mempunyai tempat khusus untuk produksi. Ketika musim hujan tiba, dia harus menghentikan produksinya. “Kita bisa produksi hanya musim kemarau saja,” katanya.

Keadaan itu ternyata tidak membuat nyali Huda menciut. Berkat kegigihannya, dia bisa membuat tempat produksi yang cukup memadai, sehingga usahanya pun bisa berkembang. "Produksi makin lancar," tuturnya.

Proses pengeringan batu bata sebelum dibakar.

Sementara untuk tanah dan kayu untuk pembakaran, ayah dua anak ini mengaku tidak kesulitan. Sudah banyak penyedianya. “Cukup dengan telepon semua bahan-bahan sudah diantar ke rumah,” katanya.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Saat ini, Huda mampu memproduksi rata-rata 20.000 batu bata setiap bulannya. Untuk pemasaran usahanya, dia tidak kesulitan. Alumni Pondok Pesantren Darul Abror Sukorejo, Bangorejo ini memanfaatkan jaringan organisasi yang dia ikuti. Pria yang gemar berorganisasi ini menjual batu batanya dengan harga Rp 600 per bijinya.

Huda bersyukur usaha yang dirintisnya sudah mendatangkan keuntungan. Dia berharap suatu saat nanti bisa mengembangkan usahanya menjadi skala industri, sehingga bisa menyerap banyak tenaga kerja.

Bagi yang ingin memesan produk buatan Sholihul Huda ini bisa menghubungi nomor 0852 0458 8175. (ala)