Sedulur, Sumberagung - Siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 9 Sumberagung, Pesanggaran, Banyuwangi mengunjungi tempat pembuatan paving CV Professional Investment di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu, 4 Februari 2023.
"Kegiatan ini merupakan kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang kita kemas dalam kegiatan kepramukaan untuk menempuh kecakapan khusus guna mendapatkan tanda keahlian pengamatan," kata guru pendamping, Anang Supriyadi.
Setiap anggota Pramuka wajib memiliki Tanda Kecakapan Khusus (TKK), menurut Anang. Salah satunya adalah TKK pengamat. Hal ini merupakan bentuk apresiasi atas kemampuan yang dimiliki anggota Pramuka dalam menggunakan panca inderanya.
Baca juga: Pemerintah Desa Kandangan Sukseskan Program Kandangan yang Bersih dan Asri
Baca Lainnya :
Seorang anggota Pramuka yang sudah mendapatkan TKK tersebut mampu mengamati, mengenal, hingga mengingat sesuatu. "Dan ketiga hal itu sangat penting dalam kegiatan Pramuka," kata Anang lagi.
Anang menambahkan bahwa kegiatan Pramuka merupakan kegiatan yang sangat diminati oleh siswa sekolahnya. Banyak manfaat yang bisa diambil dari kepramukaan, antara lain menjadikan anak-anak memiliki pribadi yang tangguh dalam menyongsong tantangan di masa depan.
Selama kunjungan ke tempat pembuatan paving ini, Anang meminta anak-anak mencatat semua yang mereka lihat dan temukan. Selain itu, mereka juga berinteraksi dengan orang yang mereka temui untuk menanyakan tentang segala sesuatu yang ingin mereka ketahui.
Baca juga: Panitia Sudah Terbentuk, Pemilihan Kepala Dusun Pancer Akan Segera Berlangsung
Di lokasi tersebut, koordinator pekerja, Mujiyanto, berkesempatan untuk menjelaskan tentang pembuatan paving. Pembuatan paving tersebut merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan tambang di Gunung Tumpang Pitu PT Bumi Suksesindo (BSI), kata Mujiyanto memulai penjelasannya.
Bahan utama yang dibutuhkan untuk membuat paving adalah pasir, semen, dan air. Komposisi ketiga bahan tersebut sangat menentukan kualitas paving yang dicetak.
"Di sini, pembuatan paving sudah menggunakan mesin. Kami juga mengutamakan keselamatan," tuturnya.
Selesai dicetak, paving tidak bisa langsung digunakan. Paving yang akan digunakan harus sudah dalam keadaan kering dan keras.
Terlihat para siswa mencatat apa yang disampaikan oleh Mujiyanto. Setelah itu, para Pramuka itu bergerak ke lokasi yang lain dengan menapaki rute yang telah ditentukan oleh guru pendamping. (bay)