Kamis, 18 Apr 2024
MENU
Ramadan 2024

Asal-usul Nama Rajegwesi

Rajegwesi adalah nama sebuah kampung yang terletak di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Jarak Rajegwesi dengan pusat kota Banyuwangi lumayan jauh, kurang lebih 65 km.

Mungkin dalam benak kita pernah muncul pertanyaan atau bahkan menerka mengapa kampung ini dinamakan Rajegwesi.

Untuk menjawab pertanyaan mengenai asal-usul nama Rajegwesi ini, Sedulur mendatangi Mbah Senen (89), salah seorang warga Rajegwesi. Di sela-sela kesibukannya membuat topi dari anyaman bambu, sesepuh warga Rajegwesi ini pun mulai bercerita.

Gerimis yang turun sore itu sedikit membasahi tanah pekarangan depan rumah Mbah Senen. Menurutnya, Rajegwesi berasal dari dua kata berbahasa Jawa: rajeg yang artinya pagar dan wesi yang artinya besi.


Baca Lainnya :

Bukan hanya itu, ternyata Rajegwesi juga memiliki hubungan dengan sejarah perlawanan rakyat melawan penjajah pada zaman dahulu. “Ini [Rajegwesi] adalah tempat yang penting pada masa peperangan melawan VOC Belanda dulu,” kata Mbah Senen memulai ceritanya. 

Pantai Rajegwesi

Pada masa perang perjuangan rakyat Blambangan melawan VOC Belanda, lanjut Mbah Senen, tersebutlah salah seorang pahlawan yang bernama Ki Brengos Prada. Ki Brengos adalah sosok pemberani yang memiliki banyak pengikut. Karena perawakannya mirip dengan Ki Agung Wilis—panglima perang Kerajaan Blambangan, dia dijuluki Ki Agung Wilis Semu.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Ki Brengos memimpin perlawanan rakyat melawan Belanda di daerah selatan pada awal tahun 1800-an. Dia membentuk sebuah kelompok perjuangan bernama Laskar Lateng Blambangan. Laskar ini bermarkas di hutan Betiri yang terkenal angker dan sulit ditaklukkan.

Dari tempat ini, Laskar Lateng Blambangan menyusun dan melancarkan serangan kepada Belanda. Mereka memperkuat pertahanannya dengan membangun sebuah benteng mengelilingi pesisir pantai Betiri. Tiang benteng itu terbuat dari besi. Lokasi ini membuat Belanda kesulitan mengalahkan Ki Brengos dan pasukannya. Berbagai upaya yang dilancarkan Belanda selalu kandas.

Jumlah pasukan dan peralatan Belanda yang lebih canggih mampu mendesak pasukan Ki Brengos. Hingga pada tahun 1806, VOC berhasil menaklukkan Laskar Lateng Blambangan. Namun, Ki Brengos Prada tidak bisa ditemukan. Kabarnya, dia melarikan diri ke arah hutan Betiri bagian utara—kira-kira daerah Jember. Hingga saat ini, jenazah atau makamnya pun tidak ditemukan. Sebagian orang percaya kalau Ki Brengos Prada telah moksa atau melepaskan diri dari ikatan duniawi.

Sepeninggal Ki Brengos Prada dan laskarnya, benteng yang dia bangun masih berdiri, meskipun saat ini sudah tidak terlihat lagi. Karena tiang benteng itu terbuat dari besi, orang kemudian menyebut daerah tersebut dengan sebutan Rajegwesi.

Lambat laun daerah ini didatangi orang dari berbagai daerah. Semakin lama semakin banyak. Kini, Rajegwesi pun berubah menjadi sebuah kampung nelayan yang cukup ramai. (gil)