Sedulur, Sumberagung - Kepala Dusun (Kadus) Silirbaru, Desa Sumberagung, Didik Pribadi, bersama beberapa warga menelusuri dua sungai yang ada di Sumberagung: sungai Apur dan sungai Wedi, Senin, 8 Februari 2021.
Maksud kegiatan ini adalah untuk menyelidiki penyebab banjir yang kerap melanda Silirbaru. Kepala dusun juga mengajak dua karyawan PT Bumi Suksesindo dalam perjalanan ini.
Baca juga: Banjir Pesanggaran Mulai Surut, Warga Masih Kesulitan
Sebelum memulai perjalanan, tim kecil ini berkumpul di sebuah warung di depan Polsek Pesanggaran. Setelah menghabiskan makanan dan minuman yang mereka pesan, tim segera bertolak ke belakang kantor Polsek.
Baca Lainnya :
Waktu menunjukkan pukul 10.30. Di belakang Polsek, di sungai Apur, mereka memulai perjalanannya; melihat secara langsung sebuah jembatan yang kabarnya mengganggu arus sungai.
“Jembatan ini sempit, sehingga air sungai menjadi kurang lancar. Di atasnya [ke arah hulu] ada dua aliran sungai yang mengalir ke arah sungai ini," kata Mbah Misdi, salah satu warga yang ikut dalam tim susur sungai.
Lanjut ke halaman berikutnya...
Aliran sungai di belakang Polsek ini merupakan pertemuan dari dua sungai: Wedi dan Apur. Pada saat hujan lebat, sungai tersebut tidak mampu menampung debit air, dan akhirnya meluap ke mana-mana.
Tidak jauh dari lokasi jembatan, tim menemukan tumpukan sampah dan pohon tumbang yang menyumbat aliran air sungai. Akibatnya, saat banjir beberapa hari yang lalu, bantaran sungai ambrol dan airnya menerobos ke lahan pertanian dan rumah-rumah warga.
Baca juga: Banjir Landa Beberapa Titik di Wilayah Pesanggaran
Misdi berharap, hasil penelusuran ini bisa menjadi masukan bagi pemerintah desa untuk mengatasinya. “Jika pemerintah desa tidak punya solusi, komunikasikan dengan pemerintah yang ada di atasnya. Jika tetap tidak ada solusinya, lakukan koordinasi dengan pemerintah yang lebih tinggi lagi,” kata Misdi memberi masukan.
Sementara itu, anggota Desa Tangguh Bencana (Destana) Sumberagung, Anang Supriadi, yang juga ikut dalam rombongan kecil ini mengatakan bahwa pihaknya sudah pernah mengkaji permasalahan ini pada 2014. Usulan solusinya waktu itu adalah normalisasi sungai.
“Hasil penelusuran sungai, kita dapati ada sebuah jembatan yang di bawahnya menyempit karena adanya bangunan pondasi untuk menguatkan bangunan jembatan,” jelasnya. (bay)