Jumat, 18 Okt 2024
MENU
HUT Ke-79 RI

Doa dan Peran Masyarakat untuk Kesembuhan Budi, Warga Pengidap Atresia Ani

Budi saat dirawat di RSUD Dr. Soetomo.

Sedulur, Pesanggaran - Seorang warga Dusun Sumberjambe, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi hidup tanpa lubang anus sejak lahir.

Budi, 29 tahun, harus menjalani hari-harinya dengan sistem pencernaan yang tidak sempurna. Karena tidak memiliki lubang anus, dia tidak bisa membuang kotoran seperti manusia pada umumnya. Selama ini, Budi harus menggunakan lubang buatan pada bagian perut sebelah kirinya untuk membuang air besar atau BAB. 


Kisah pilu Budi tidak berhenti sampai di situ. Sampai saat ini dia tidak memiliki rumah tempat tinggal. Penghasilannya sebagai penyadap getah karet tidak mampu mewujudkan keinginannya untuk memiliki rumah.


Baca Lainnya :


Beruntung Ketua RW di lingkungannya, Sofyan, memiliki rumah lain sehingga dia mempersilakan Budi untuk menempati rumahnya yang ada di perkebunan. Budi pun menempati rumah Ketua RW bersama ibunya yang beranjak renta.


Sebenarnya, kisah tentang Budi ini sudah sampai ke mana-mana. Namun, orang-orang hanya bisa membicarakan tanpa bisa berbuat apa-apa. Sebagai pribadi, Budi juga tidak bisa berbuat banyak. Kemelaratan telah membatasinya untuk kesehariannya bahkan angan-angannya. 


Setelah 29 tahun berlalu, kini dia mulai mendapat perhatian dari pemerintah. Menurut Kepala Desa Kandangan Riyono, S.H., pihaknya sedang mencari cara untuk membantu permasalahan yang dihadapi oleh Budi.


"Untuk saat ini kami terus berkoordinasi dengan seluruh pihak dari pemkab, masyarakat dan, petugas kesehatan untuk membantu saudara Budi," ujar Riyono.


Riyono menjelaskan bahwa sesuai keterangan dari pihak kesehatan, Budi mengidap kelainan bernama atresia ani atau anus imperforata di mana pengidap kelainan ini tidak memiliki lubang anus.


"Kami pihak desa bersama pihak kesehatan juga sudah tiga kali menawarkan untuk operasi kolostomi permanen akan tetapi waktu itu keluarga Budi belum menyetujui dikarenakan terkendala biaya," ujarnya.


Perlu diketahui bahwa operasi kolostomi merupakan operasi pembuatan lubang di perut sebelah kiri untuk pengganti anus.


Bukan hanya pemerintah, masyarakat juga mulai banyak bersimpati kepada Budi. Salah seorang warga bernama H. Abdul Khadir, relawan dari Desa Sarongan, berhasil mengajak warga lainnya dan mengumpulkan dana sumbangan dari masyarakat dengan total 60 juta rupiah untuk membantu pengobatan Budi.


"Untuk saat ini Budi sudah dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo untuk menjalani operasi serta keluarga yang mengantar difasilitasi penuh oleh Pemkab Banyuwangi," ucap Riyono.


Riyono berharap perhatian banyak pihak kepada warganya tersebut bisa meringankan beban hidupnya. (gil)