MENU

Female Green Operator: Cara BSI Melatih Perempuan Lingkar Tambang Menjadi Operator Alat Berat


Umumnya, operator kendaraan berukuran raksasa seperti Articulated Dump Truck (ADT) adalah laki-laki. Tidak heran orang menyebut alat berat adalah dunia laki-laki.

PT Bumi Suksesindo (BSI), pengelola tambang emas di Pesanggaran, Banyuwangi, termasuk perusahaan yang banyak menggunakan ADT besar berkapasitas 41 ton di area operasinya (Tujuh Bukit Operations).

Saat ini, mereka mempekerjakan 80 operator ADT dan OHT di Tujuh Bukit Operations. Hampir semuanya laki-laki. Hanya ada tiga operator perempuan yang merupakan alumni program Green Operator 2020.

Baca juga: Tugas Bhabinkamtibmas untuk Masyarakat Desa


Baca Lainnya :

Green Operator merupakan program pelatihan mengoperasikan alat berat. Setelah lulus, peserta pelatihan akan menjadi karyawan tetap sebagai operator Articulated Dump Truck (ADT). Tahun ini, Perusahaan mengkhususkan peserta adalah para perempuan yang berasal dari warga lingkar tambang atau Ring 1 Kecamatan Pesanggaran.

“Para peserta adalah perempuan-perempuan dari lingkar tambang yang akan kita latih mulai dari dasar sampai mampu mengoperasikan ADT,” ujar Mining Superintendent I Gde Widhi Arya Utama.

Sebelum pendaftaran dibuka, Widhi ragu bisa menemukan perempuan-perempuan yang mau menjadi operator alat berat dan bekerja di lingkungan kerja yang mayoritas laki-laki. Ternyata, minat warga sangat tinggi: 600-an orang mendaftar untuk ikut seleksi.

“Setelah mengikuti seleksi, kami memilih sembilan perempuan untuk mengikuti program ini sampai selesai—kurang lebih enam bulan,” kata Widhi.

operator perempuan 1
Sembilan perempuan yang lolos dalam program Female Green Operator sedang mengikuti toolbox meeting.

Baca juga: Jaga Desa Bersama Babinsa

Ada sedikit perbedaan pada angkatan kedua ini: sebelum mengikuti materi utama, para peserta diwajibkan untuk mengikuti pelatihan bina mental dan fisik (bintalsik) di Pusat Latihan Tempur Marinir (Puslatpurmar) 7 Lampon. Setelah bintalsik mereka baru bisa mengikuti materi pengenalan dan pengoperasian alat berat ADT dengan simulator. Setelah dinilai cukup mengenali alat, mereka diizinkan mengoperasikan secara langsung ADT CAT 745, truk angkutan artikulasi berkapasitas 41 ton.

Dengan ukuran yang raksasa, truk itu cukup sulit dioperasikan, menurut Widhi. Meskipun demikian, PT BSI akhirnya berhasil melatih perempuan-perempuan lingkar tambang yang semula tidak memiliki pengalaman alat berat hingga menjadi operator.

Jumlah peserta Female Green Operator tahun ini meningkat daripada angkatan pertama yang hanya tiga orang. Setelah peserta tahun ini lulus, BSI akan memiliki 12 operator perempuan dari daerah lingkar tambang. Peningkatan ini sejalan dengan komitmen PT BSI untuk memberikan peluang kerja kepada perempuan lingkar tambang.

Baca juga: Kisah Penerima Beasiswa PT BSI: Sebuah Mimpi yang Tak Terbayang

Menurut Widhi, operator perempuan dari angkatan pertama sangat kompeten. Mereka cepat beradaptasi mengimbangi para seniornya yang semuanya laki-laki. “Tidak ada beda antara operator laki-laki dan perempuan,” ujarnya. “Yang terpenting, mereka teliti, rajin, dan mempunyai sikap yang baik.”

Bagi perusahaan, program Green Operator merupakan wujud tanggung jawab sosial perusahaan dalam bidang pengembangan sumber daya manusia untuk masyarakat lingkar tambang. Selain itu, ada program-program rutin Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang menyasar delapan pilar kehidupan masyarakat, yaitu pendidikan, kesehatan, tingkat pendapatan rill atau pekerjaan, kemandirian ekonomi, sosial dan budaya, lingkungan, kelembagaan komunitas, dan infrastruktur.

Salah satu peserta Female Green Operator, Vanessa Fazura, optimistis bisa melalui semua tahapan pelatihan. Perempuan 23 tahun asal Dusun Ringinsari, Desa Pesanggaran, Kecamatan Pesanggaran ini telah menyiapkan mental dan fisiknya sejak memutuskan untuk mendaftar.

Vanessa, yang tidak memiliki latar belakang otomotif apalagi alat berat ini sebelumnya bekerja lepas dengan timnya sebagai penulis dan penyunting artikel situs web. Ingin menjadi pegawai tetap, dia melamar pekerjaan ke berbagai tempat. Tidak hanya sekali dia melamar untuk berbagai posisi di PT BSI sampai akhirnya diterima melalui Female Green Operator ini.

“Tidak banyak perempuan yang bisa menjadi operator alat berat di dunia pertambangan, apalagi yang tidak mempunyai pengalaman sama sekali seperti saya,” tutur Vanessa, yang selama masa pelatihan tinggal bersama peserta lain di penginapan yang disediakan perusahaan dan memulai aktivitas sejak pukul empat pagi.

“Saya bangga sekali bisa menjadi peserta program Female Green Operator PT Bumi Suksesindo angkatan kedua ini.” (sdlr)