MUSTOFA sedang memainkan kuas di atas kanvas ketika Sedulur mendatanginya di galeri yang menjadi tempat usahanya, Jumat, 2 Oktober 2020. Beberapa lukisan yang sudah jadi tergantung di dinding dan apa saja yang bisa menggantungnya di ruangan itu. Sebagian terlihat sudah cukup lama dibuat.
Di sudut lain, puluhan ukiran terpajang kurang rapi, terbungkus plastik, berupa kaligrafi dan ornamen lainnya. Ruangan berukuran tidak lebih dari 12 m2 itu terasa sempit, tapi tidak menyesakkan. Mungkin karena aura karya seni yang ada di sini, sehingga kesemerawutan justru terasa unik.
Baca juga: Jalan Pelik Pembalap Cilik
Di tempat inilah lelaki 42 tahun tersebut menghabiskan waktu untuk mengukir dan melukis. Galeri Mustofa Ukir, demikian dia menamainya, berada di wilayah Desa Sumbermulyo, tepatnya di samping gapura masuk ke pemakaman umum āKota Raga Suciā.

āYa, beginilah keadaannya, mas,ā kata Mustofa menyambut Sedulur sambil berusaha merapikan sebuah tempat duduk dan segera menyorongkan kepada tamunya. Dia tidak mutlak menghentikan aktifitasnya saat mengobrol, cerita-ceritanya begitu menarik hati.
Mustofa kecil tidak sempat menamatkan pendidikan di Madarasah Ibtidaiyah (MI) di Pesanggaran. āSaya dulu sekolah di tempat beliau,ā katanya sambil menunjuk sebuah lukisan separuh badan K.H. Fathul Mubin Amirulloh, pendiri Pondok Pesantren Minhajussailikin Pesanggaran.
Lanjut ke halaman berikutnya…