Sabtu, 27 Jul 2024
MENU
Waisak 2024

Peringati Hari Kesiapsiagaan Bencana, FPRB Sarongan Gelar Simulasi


Menurut Agus Salim, tujuan simulasi tersebut adalah untuk mengajak semua masyarakat memiliki kesiapsiagaan bencana yang baik. Meskipun hanya simulasi, FPRB mengesetnya senyata mungkin.


Sedulur, Sarongan - Untuk memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) yang jatuh pada tanggal 26 April, Desa Tangguh Bencana (Destana) dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi menggelar simulasi kesiapsiagaan bencana tsunami, Senin, 26 April 2021.

Kepala Desa Sarongan, Gunoto, tampak hadir dalam kegiatan ini. "Kami hari ini melaksanakan apel kesiapsiagaan bencana bersama masyarakat Desa Sarongan dan Kepala Desa Sarongan sebagai Inspektur apel," ujar Ketua FPRB, Agus Salim Afandi.

Baca juga: Pegowes Kansa Berbagi Takjil di Jembatan Pancasila   

Dalam kegiatan yang berlangsung di pesisir Rajegwesi Sarongan tersebut, berbagai kelompok dan lembaga masyarakat ikut terlibat, antara lain Linmas, Gerakan Pemuda Ansor, Banser, remaja masjid jami' Nurul Huda Sarongan, dan masyarakat Rajegwesi. Anggota Destana Kandangan juga hadir mengikuti kegiatan ini.


Baca Lainnya :

kesiapsiagaan bencana sarongan 1
Kepala Desa Sarongan, Gunoto (depan), menyampaikan pidato sambutan dalam pembukaan simulasi kesiapsiagaan bencana di Rajegwesi, Sarongan, Pesanggaran, Banyuwangi, Senin, 26 April 2021.

Menurut Agus Salim, tujuan simulasi tersebut adalah untuk mengajak semua masyarakat memiliki kesiapsiagaan bencana yang baik. Meskipun hanya simulasi, FPRB mengesetnya senyata mungkin.

Sebelum kegiatan, Agus Salim tampak sibuk menjelaskan skenario simulasi kepada peserta. "Untuk titik kumpul pertama, kami memilih tempat di masjid Nurul Islam Rajegwesi," katanya.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Dalam penjelasannya, salah satu bagian penting dari simulasi ini adalah suara sirene. Dia meminta peserta untuk memperhatikannya. Suara ini berasal dari alat pendeteksi dini bencana yang telah terpasang di daerah Rajegwesi.

Selagi mendengar sirene berbunyi, masyarakat harus lekas menyelamatkan diri. "Kawasan Rajegwesi ini terletak di pesisir pantai yang sangat rawan dengan bencana tsunami," katanya.

Baca juga: Paket Sembako dari PAC Ansor Siliragung

Setelah semua persiapan selesai, FPRB Sarongan pun memulai kegiatan simulasi itu. Sesaat kemudian, sirene berbunyi. Suaranya mendengung ke seantero Rajegwesi. Seperti arahan FPRB, para peserta pun lantas berhamburan, berlari menuju tempat aman, ke dataran lebih tinggi di sebelah utara: berjarak lebih kurang 300 meter dari masjid.

Sementara itu, Kepala Desa Sarongan, Gunoto, mengaku senang dengan adanya kegiatan ini. Dengan simulasi, kesiapsiagaan bencana masyarakat bisa semakin meningkat. "Ketika ada bencana, kita semua sudah siap," ujarnya.

Hari Kesiapsiagaan Bencana diinisiasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Untuk memperingatinya, yaitu dengan cara meluangkan waktu sehari melakukan simulasi kebencanaan.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Dengan mengusung tema "Latihan Membuat Kita Selamat dari Bencana", peringatan HKB tahun ini kembali digelar serantak. Dengan cara ini, BNPB berharap meningkatnya kesadaran, kewaspadaan, dan kesiapsiagaan masyarakat menuju Indonesia Tangguh Bencana.

HKB pertama kali dicetuskan pada tahun 2017. Adapun pemilihan tanggal 26 April didasari 10 tahun Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. (gil)