Sarongan – Tidak kalah dengan daerah lain, di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran juga ada sebuah warung bakso yang cukup terkenal bernama “Bakso Jumbo Klenger”. Dari namanya saja sudah membuat penasaran, bukan?
Bakso adalah makanan yang banyak digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Membicarakan makanan yang terbuat dari daging dicampur tepung ini bisa membuat lidah bergetar membayangkannya.
Warung bakso Jumbo Klenger adalah milik Listiana, 45 tahun, berlokasi di Kampung Baru, Desa Sarongan, tepatnya di belakang wihara. Bakso Jumbo Klenger buka setiap hari mulai pukul 08.00 sampai 20.00 WIB.
Tidak ketinggalan, sedulurdotco mendatangi warung bakso yang lagi tenar di wilayah Sarongan dan Kandangan ini. Ciri khas bakso ini adalah ukurannya yang bisa dibilang raksasa, tapi harganya ekonomis.
Baca Lainnya :
Harga per porsi bakso di warung Listiana bermacam-macam—dari harga Rp 9 ribu sampai Rp 33 ribu. “Tergantung ukuran pentolnya,” kata Listiana.
Lanjut ke halaman berikutnya...
Sebagai variasi, Listiana mengisi bakso buatannya dengan berbagai macam isian, seperti babat, daging pedas, babat pedas, urat kasar, urat halus, dan telur puyuh. Bakso terbesar yang pernah dia buat seberat 1 kilogram.
Bisa dibayangkan seperti apa bakso ukuran 1 kilogaram? Kalau makan bakso sebegitu besar, mungkin bisa benar-benar klenger (teler, red.).
“Ukuran segitu [1 kilogram] dibuat bila ada yang pesan saja,” ujarnya sambil meracik bakso pesanan pembeli. Sedangkan untuk sehari-hari, Listiana membuat yang berukuran 4 ons karena itu yang paling diminati pelanggan.
Sedikit bercerita mengenai masa lalunya, menurut Listiani, suaminya bekerja sebagai penyadap nira kelapa. Berhubung penghasilannya masih kurang untuk mencukupi kebutuhan keluarga, Listiana mencoba berjualan bakso. “Sampai sekarang, saya sudah 11 tahun berjualan,” tuturnya.
Listiana bersyukur karena bakso buatannya diterima oleh masyarakat. Dia bisa menghabiskan 5 kilogram daging sapi per hari. Dari situ, dia bisa meraup keuntungan sekitar Rp 350-400 ribu per hari.
“Kalau pas rame, terkadang bisa lebih,” kata Listiana.
Belakangan, bakso semakin banyak ragam jenisnya. Namanya pun beragam. Malah terkadang terdengar aneh. Entah ini bagian dari strategi pemasaran ataukah inovasi rasa dari penjualnya, pada akhirnya, pelanggan lebih mementingkan rasa. (gil)