PANDEMI Covid-19 telah menyebabkan resesi ekonomi global, namun tidak semua sektor ikut terdampak. Salah satunya adalah usaha jual beli ikan cupang yang digeluti oleh dua warga Kandangan, Pesanggaran, Banyuwangi: Ilham Syahputra dan Mohammad Yoga Arianto.
“Cupang itu hiburan. Hiburan yang enak, tapi juga bisa menghasilkan [pendapatan],” ujar Yoga.
Menurut Yoga, pasar ikan cupang terus meningkat. Peminat cupang pun kini semakin beragam. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa; berbagai latar belakang usia dan pekerjaan ikut dalam tren memelihara ikan cupang di masa pandemi ini.
Baca juga: Peralatan dari Bambu dan Pasar yang Kian Lesu
Baca Lainnya :
Ikan cupang yang memiliki nama ilmiah Betta sp. ini dianggap dapat menjadi hiburan di kala harus tinggal di rumah. Keindahan cupang dianggap sedap dipandang mata. Memandangnya mampu menangkal rasa bosan. “Variasi warna menjadi salah satu daya tarik,” Yoga menambahkan.
Sementara itu, menurut Ilham, meningkatnya peminat ikan cupang membawa rezeki tersendiri bagi para pemeliharanya. Pendapatan mereka meningkat drastis. Padahal, dua-tiga bulan sebelum pandemi, pasar ikan cupang masih biasa aja. Tidak begitu banyak permintaan.
Memasuki bulan ketiga pandemi mulai terlihat peningkatan permintaan ikan air tawar ini dari masyarakat. “Permintaan naik, stok sedikit, tentu saja harga melambung,” kata Ilham.
Lanjut ke halaman berikutnya...
Sebelum pandemi, harga ikan yang bagus atau super, seperti jenis koi, cello, dan blue rim biasanya paling mahal Rp250 ribu. Saat ini, harganya bisa mencapai Rp4 juta-Rp5 juta. Ilham mengaku bahwa omzetnya meningkat hingga 10 kali lipat.
“Dulu itu misalnya, kami sebulan [memperoleh] Rp800 ribu, sekarang, ya, bisa dibilang naik 1.000 persen,” ujarnya.
Harga cupang biasanya ditentukan oleh bentuk badan, corak warna, kerapian ekor, hingga kesehatannya. Misalnya, bentuk badan seperti peluru, saat ini, banyak digemari dan harganya juga tinggi.
Baca juga: Membuat Arang dari Tempurung Kelapa
Kenyataan ini membuat pamor cupang semakin naik dan semakin banyak orang yang mulai mencoba peruntungan bisnis ini. Awalnya mereka sekadar coba-coba. Ketika mulai banyak yang tertarik, mereka pun menerjuninya.
“Ada teman saya, guru. Di masa pandemi ini menco-coba berjualan cupang dan sukses. Ada juga paman saya mencoba berjualan dan membudidayakan cupang dan sukses. Pendapatannya juga besar,” tuturnya.
Para pedagang ikan cupang memperluas jangkauan konsumennya melalui media sosial. Hal ini semakin menambah popularitasnya. “Motor penggerak di dunia online seperti, Instagram dan Facebook adalah anak-anak muda yang berjiwa bisnis,” katanya. (gil)