Sedulur, Sarongan - Untuk memperingati Hari Konservasi Alam Nasional 2021, Balai Taman Nasional Meru Betiri mengadakan kegiatan pelepasan tukik (anakan penyu). Selain itu, mereka juga menanam pohon hingga membersihkan pantai di wilayah Rajegwesi, Sabtu, 27 Februari 2021.
Berdasarkan kalender, Hari Konservasi Alam jatuh pada hari Rabu, 3 Maret 2021. Namun, Taman Nasional Meru Betiri menggelar berbagai kegiatan konservasi yang dimulai hari ini dengan melibatkan banyak pihak.
Baca juga: Warga Bersihkan Sampah yang Menyumbat Sanggawe
Dengan kegiatan ini, Kepala Seksi Pengelola Taman Nasional (SPTN) Wilayah 1 Sarongan, Wahyu Candra Kirana, S.Hut., berharap masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya konservasi bagi kehidupan manusia. "Kegiatan ini kami lakukan untuk menjaga ekosistem dan melestarikan penyu yang hampir punah serta menjaga kebersihan tempat wisata dari sampah plastik," ujarnya.
Baca Lainnya :
Dalam acara ini, pihak Taman Nasional melibatkan Dharma Wanita Taman Nasional Meru Betiri, Masyarakat Ekowisata Rajegwesi (MER), Forses, Gerakan Pemuda Sarongan (GPS), Karang Taruna Desa Sarongan dan Kandangan, dan lain-lain. Kepala Balai Taman Nasional Meru Betiri, Maman Surahman, S.Hut., M.Si. dan Komandan Pangkalan Pos Angkatan Udara Sarongan, Lettu Hasan Purnomo, juga tampak hadir dalam acara.
Pukul 09.00 WIB, para peserta yang berjumlah sekitar 100 orang itu menuju ke pantai Beteng. Dari tepi pantai yang cukup indah ini, mereka melepaskan sebanyak 300 tukik berjenis penyu hijau ke laut. Penyu-penyu kecil itu pun segera berenang ke lautan ketika para relawan melepaskannya.
Lanjut ke halaman berikutnya...
Setelah itu, orang-orang ini menuju ke Blok Keboan. Mereka mereboisasi tempat ini dengan menanam pohon trembesi atau saman. Dengan banyaknya pihak yang terlibat dalam acara ini, mereka bisa menyelesaikan penanaman 150 pohon dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Setelah kedua agenda di atas, mereka pun menuju ke Rajegwesi. Di sini, mereka memunguti sampah plastik yang mereka temui di sepanjang pantai. "Sampah-sampah itu kita masukkan ke dalam kantong kresek dan dibawa ke Jember untuk didaur ulang," kata salah satu pegawai Taman Nasional, Yugo Wahyudi. (gil)