Selasa, 16 Apr 2024
MENU
Ramadan 2024

Warga Bersihkan Sampah yang Menyumbat Sanggawe

Sedulur, Sumberagung - Warga Dusun Silirbaru, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran bergotong royong membersihkan sungai Sanggawe yang tersumbat sampah, Jumat, 26 Februari 2021. Lokasi penyumbatan berada di atas dan di bawah jembatan Sanggawe di lingkungan RT 01, RW 02.

Sebelumnya, ketika melihat kondisi tersebut, Ketua RT Sukarman kemudian menyampaikan kepada Kepala Dusun (Kadus) Didik Pribadi. Didik lalu menyampaikan informasi tersebut kepada Kepala Desa (Kades) Vivin Agustin.  

Baca juga: Camat Pesanggaran Disuntik Vaksin COVID-19

Sekitar pukul 07.00 waktu setempat, Kades dan Kadus mengajak warga setempat membersihkan sampah yang menyumbat sungai tersebut. "Banyak pohon tumbang, carang bambu, pohon pisang yang menumpuk dan menyumbat aliaran sungai," kata Vivin Agustin.


Baca Lainnya :

warga bersihkan sanggawe 2
Warga memasang garis pembatas di area jalan longsor di SIlirbaru.

Tak lama kemudian, warga menuruni sungai Sanggawe. Mereka menaikkan ranting dan carang bambu ke atas bantaran sungai. Batang gedebok pisang juga mereka angkat. Semak belukar yang lebat di sisi sungai mereka babat. 

Vivin menambahkan, di musim hujan tahun ini, banyak permasalahan yang terjadi di wilayahnya akibat hujan deras. Misalnya, di sekitar aliran sungai Kaliwuluh, di lingkungan RT 05, RW 02, bantaran sungai retak dan longsor hingga seperempat badan jalan tergerus dan ambrol.  

Lanjut ke halaman berikutnya...

"Penyumbatan aliran sungai terjadi di banyak titik. Ada juga tanah yang longsor. Kalau dikerjakan secara manual akan menguras tenaga dan hasilnya juga kurang maksimal," kata Vivin. 

Ia mengaku telah menginformasikannya kepada Camat Pesanggaran, Ir. Sugiyo Dermawan. Selain itu, ia juga berusaha meminjam alat berat dari PT Bumi Suksesindo untuk memperbaiki aliran sungai yang tersumbat dan titik-titik yang longsor.

Baca juga: Lawan COVID-19, Semangat Aparat di Pesanggaran Belum Tamat

Sementara itu, anggota BPD Sumberagung, Iin Fitriani, yang berasal dari lingkungan tersebut mengatakan bahwa kondisi jalan yang ambrol berpotensi bahaya bagi pemakai jalan. Apalagi jika melintas di malam hari. Lingkungan itu minim lampu penerangan.

Selain itu, jika sampai banjir lagi, kerusakan bisa semakin parah. Sedangkan untuk mengajak warga bergotong royong agak sulit. “Rodok angel, mas. Angel. Angel tenan [Agak sulit, mas. Sulit. Benar-benar sulit],” katanya. (bay)