Jumat, 22 Nov 2024
MENU
HUT Ke-79 RI

Ratusan Pesilat Pagar Nusa Ikuti Ujian Kenaikan Tingkat

Sedulur, Sumberagung - Ratusan pesilat Pagar Nusa mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) di wilayah Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Sabtu, 5 Desember 2020. Forpimka Pesanggaran dan anggota Pagar Nusa dari desa sekitar hadir turut dalam kegiatan tersebut.

Dalam tes ini, selain kanuragan, 125 pesilat dari beberapa kelas berbeda mengikuti tes tulis mengenai keorganisasian dan nilai-nilai kebangsaan. Selanjutnya, mereka juga harus menghafal surat-surat dalam al-Quran.

Baca juga: NU Pesanggaran Luncurkan Beroperasinya Koperasi

Para pesilat berkesempatan menapaki jenjang yang lebih tinggi. Dari pesilat polosan [tanpa sabuk] akan mendapatkan sabuk hijau; dari sabuk hijau akan naik ke sabuk putih; dari sabuk putih naik lagi ke sabuk kuning; kemudian berlanjut naik ke sabuk merah hingga sabuk biru.


Baca Lainnya :

pesilat pagar nusa
Para pesilat sedang mengikuti tes tulis, 5 Desember 2020.

Ketika seorang pesilat telah mencapai sabuk biru, dia sudah berpredikat sebagai pelatih. Ada juga sabuk coklat sebagai pelatih cabang. Dan tingkat tertinggi adalah sabuk hitam yang juga berpredikat sebagai pelatih wilayah.

Di Pulau Merah, Pagar Nusa mengalami kekosongan cukup lama. Tahun ini, lembaga ini bangkit lagi dan diresmikan pada 9 September 2020 oleh Ketua PCNU Banyuwangi, Ali Makki Zaini.

“Anggotanya terus bertambah, baik di kelas usia dini, kelas usia remaja, maupun kelas dewasa,” kata Mariono, salah seorang anggota Pagar Nusa kelas dewasa.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Anggota Pagar Nusa akan mempelajari seni bela diri, nilai-nilai kebangsaan, dan pemahaman tentang organisasi itu sendiri. Di Pulau Merah, mereka dibimbing oleh beberapa pelatih, yaitu Suyoto, Suroto, dan Kojin.

Menurut Kojin, latihan dalam silat Pagar Nusa tidak melulu mengenai fisik atau kekuatan. “Kita sesuaikan dengan kemampuan mereka. Sebab, orang yang kalah di fisik biasanya menang di otak. Sebaliknya, orang yang kalah di otak biasanya menang di fisiknya,” katanya.

Baca juga: Jembatan di Dusun Ringinagung Segera Rampung

Perguruan silat milik NU ini telah ada sejak lama dan merupakan wadah pemersatu bagi banyak aliran perguruan silat. Menurut Kojin, ada lebih dari 70 aliran perguruan silat yang bergabung menjadi satu. “Itulah kenapa, sering kali, kita melihat Pagar Nusa memiliki banyak seragam kebesaran,” katanya.

Pagar Nusa mengajarkan ideologi Pancasila; menanamkan nilai-nilai kebangsaan; mempersatukan; saling mencintai sesama; dan meniadakan perbedaan yang dapat mengancam persatuan. Keberadaannya akan menjadi garda terdepan untuk melindungi para kiai, santri, nusa, dan bangsa.

“Pagar Nusa akan hadir di tengah masyarakat jika rakyat telah memanggil. Dan panggilan itu merupakan sebuah kewajiban yang tidak boleh ditawar,” tuturnya. (bay)