Sabtu, 27 Jul 2024
MENU
Waisak 2024

Tumpukan Sampah Pasar Silirbaru Jadi Masalah

Sumberagung - Tumpukan sampah yang menggunung di Pasar Silirbaru, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran akhirnya dikirim ke TPA milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyuwangi, Minggu, 12 Juli 2020.

Beberapa hari terakhir, keberadaan sampah tersebut dikeluhkan oleh para pedagang pasar. Meskipun sampah yang ditumpuk oleh pengelola pasar sudah terwadahi kantong plastik, aroma tak sedap masih dapat tercium.  

Akibatnya, pembeli merasa tidak nyaman dan pedagang pun merugi. “Baunya sangat mengganggu. Bahkan ada beberapa pembeli yang berbalik arah karena tidak tahan dengan baunya,” kata Lilik, salah satu pedagang yang lapaknya bersebelahan dengan tempat penumpukan sampah.

Sebenarnya, pihak pengelola pasar memiliki dana untuk mengelola sampah pasar ini. Menurut Ketua Pengurus Pasar, Khoirul Anam, dana tersebut diperoleh dari iuran para pedagang.


Baca Lainnya :

“Setiap pedagang membayar iuran Rp 1.500/hari. Dari iuran tersebut, yang Rp 500 untuk penanganan sampah,” kata Anam.

Kendalanya, lanjut Anam, Pasar Silirbaru tidak memiliki tempat khusus penampungan sampah sementara, sehingga terpaksa ditumpuk di dekat para pedagang berjualan selama menunggu pengiriman ke TPA. Padahal, sampah yang dihasilkan pasar ini tidak kurang dari 50 kg per harinya.

Seorang petugas menaikkan sampah dari Pasar Silirbaru yang dibungkus kantong plastik ke atas mobil pengangkut sampah. (foto: ali)

Selain itu, dana yang terkumpul tidak cukup untuk membiayai pengiriman sampah ke TPA setiap hari. “TPA berjarak 50 km dari sini,” kata Anam.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Permasalahan sampah pasar Silirbaru ini juga mendapat perhatian dari relawan lingkungan dan sampah setempat, Bambang JP. Menurutnya, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengelola sampah ini. Selain menyediakan kantong plastik untuk mengumpulkan sampah, relawan ini mengaku terus memberikan pengertian dan pemahaman kepada pedagang dan juga pengelola pasar.

“Idealnya tumpukan sampah itu paling lama dua hari harus diangkut karena dalam dua hari sampah mulai membusuk,” kata Bambang.

Bambang juga mengajak semua pihak untuk turut memperhatikan permasalahan sampah ini. Karena apabila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan permasalahan di kemudian hari.

Pasar Silirbaru merupakan salah satu pasar tradisional yang masih beroperasi hingga saat ini. Hari pasarannya adalah hari Sabtu. Menurut data pengurus, pedagang yang ada di pasar ini berjumlah 42 orang. Setiap hari mereka berjualan. Jumlah tersebut bisa meningkat pada hari pasaran. (ala)