Jumat, 22 Nov 2024
MENU
HUT Ke-79 RI

Warga Rajegwesi Ikuti Simulasi Tanggap Bencana

Sedulur, Sarongan - Warga Rajegwesi, Sarongan, Pesanggaran mengikuti simulasi tanggap bencana tsunami di pantai Rajegwesi, Minggu, 22 November 2020. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menghadiri simulasi ini.

Sekitar dua puluh warga mulai dari kalangan anak-anak hingga lanjut usia mengikuti kegiatan ini. Tengah hari, mereka sudah berkumpul di lapangan Rajegwesi. Lokasinya berjarak lima puluh meter dari bibir pantai.

Baca juga: Relawan Demokrasi Sosialisasikan Pilkada kepada Penyandang Disabilitas

Relawan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) tampak sibuk mengatur warga. Meminta mereka berbaris di tengah lapang. Mengarahkan apa saja yang harus mereka lakukan dalam simulasi ini.


Baca Lainnya :

Persiapan menjelang simulasi tanggap bencana di Rajegwesi, 22 November 2020.

Beberapa saat kemudian, alat peringatan dini tsunami berdenging nyaring. Berulang-ulang. Warga mulai panik. "Tsunami... Tsunami...!" pekik warga lantang. 

Mengetahui ada bahaya mengancam, warga pun segera menyelamatkan diri. Mereka bergegas berlari menuju masjid Nurul Islam. Lokasinya lebih tinggi. Dan halamannya cukup luas.

Lanjut ke halaman berikutnya...

"Di sini [masjid] adalah titik kumpul warga apabila terjadi bencana," kata Koordinator Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Sarongan, Agus Salim Afandi.

Sementara itu, di lokasi titik kumpul, tim FPRB dengan sigap menyambut para pengungsi warga Rajegwesi dan menenangkannya. Tanpa menunggu lama, para relawan bencana ini menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan pengungsi, seperti tenda, logistik, obat-obatan, dan lain sebagainya.

Baca juga: Pemdes Kesilir Studi Banding Pengolahan Sampah

Kegiatan hari itu diakhiri dengan evaluasi seluruh rangkaian simulasi. Dalam kesempatan ini, mereka mengingatkan warga agar selalu waspada terhadap kemungkinan bencana. Apabila terjadi, mereka meminta warga untuk tidak panik berlebihan. Warga Rajegwesi juga diminta mengikuti jalur evakuasi yang telah ditentukan.

FPRB Sarongan merasa senang bisa menggelar simulasi ini. Sayangnya, kegiatan tidak bisa diikuti seluruh warga. "Kami sengaja membatasi jumlah peserta karena pandemi," kata Agus.

Perwakilan BPBD Banyuwangi, Wahyu Dimas, mengatakan salut dengan persiapan FPRB Sarongan untuk simulasi ini. "Kami berharap kegiatan ini bisa dilaksanakan minimal setahun sekali agar masyarakat selalu siap siaga," katanya. (gil)