Pesanggaran – Pada peringatan Hari Raya Idul Adha tahun ini, PT Bumi Suksesindo (BSI) kembali memberikan bantuan puluhan hewan kurban kepada masyarakat. Penyerahan secara simbolis berlangsung di masjid Baitul Makmur Silirbaru, Sumberagung, Pesanggaran, Kamis, 30 Juli 2020.
“Bantuan ini kami berikan melalui pengurus masjid dan musala yang ada di sekitar perusahaan, di Ring 1 Pesanggaran,” ujar Senior Manager External Affairs PT BSI, Sudarmono.
Menurut Sudarmono, total jumlah bantuan yang diberikan sebanyak 72 ekor terdiri dari 25 ekor sapi dan 47 ekor kambing. Jumlah tersebut sudah termasuk bantuan dari kontraktor yang beroperasi di Operasi Tujuh Bukit, seperti Kontruksindo, Trans Continent, PT MPM, Indodrill, PT PBU, Cakra Jawara, PT Bagong, United Tractors, Nawakara, HIAST, dan Koperasi BLSS Sumberagung.
“Bantuan ini merupakan agenda tahunan perusahaan. Alhamdulillah, berkat dukungan perusahaan rekanan,jumlahnya terus bertambah dari tahun ke tahun [tahun 2019 berjumlah 59 ekor],” kata Sudarmono.
Baca Lainnya :
Pemberian bantuan hewan kurban ini bertepatan dengan kondisi masyarakat yang kurang baik akibat virus corona Covid-19. Sudarmono berharap bantuan ini dapat meringankan beban masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Lanjut ke halaman berikutnya...
Sementara itu, untuk program pencegahan Covid-19, PT BSI sudah mengeluarkan bantuan lebih dari Rp 3 miliar. Bantuan yang diberikan berupa ventilator, alat rapid test, masker, baju hazmat, pengadaan tempat cuci tangan, hingga bantuan paket sembako.
Sampai saat ini, Satgas Covid-19 PT BSI masih melanjutkan pengadaan tempat cuci tangan dan pembagian masker di sekolah-sekolah yang ada di Kecamatan Pesanggaran. “Ini untuk menyambut apabila pemerintah akhirnya memutuskan sekolah aktif kembali,” kata Sudarmono.
Peran serta aktif PT BSI dalam penanggulangan Covid-19 juga diterapkan di lingkungan kerjanya di dalam site. Dalam seluruh kegiatan operasinya, senantiasa menerapkan protokol kesehatan dan keselamatan kerja yang ketat dan saksama: memeriksa suhu dan disinfektan setiap pengunjung, melakukan tes swab PCR dan karantina bagi karyawan yang datang dari luar Banyuwangi—dan, setelahnya, yang bersangkutan baru boleh aktif bekerja setelah mendapatkan surat keterangan sehat, memeriksa suhu tubuh setiap hari, mewajibkan pemakaian masker, menyemprotkan disinfektan secara rutin, menerapkan penjarakan fisik, hingga menutup kunjungan dalam jumlah besar ke area site atau mine tour. (mam)