Sedulur, Sumbermulyo – Mesin pengurai sampah berupa larva maggot yang dijalankan oleh Kelompok PEGA Indonesia di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi tidak hanya dapat mengurangi permasalahan sampah, namun juga mendatangkan rupiah bagi para pengelolanya. Ibarat sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.
Menurut Ketua PEGA Indonesia, Sundariyanto, ada banyak varian produk yang dapat dijual dari usaha ini, antara lain telur BSF, maggot usia 7-20 hari, dried maggot atau maggot yang dikeringkan dan pelet. Kandungan minyak pada larva memiliki kandungan asam lemak baik yang cocok untuk bahan pembuatan kosmetik maupun obat. Ā
Baca juga: BSI Serahkan PCR Bantu Penanganan Covid-19 Banyuwangi
Saat ini, PEGA dapat menghasilkan maggot 15-20 kilogram per harinya. Meskipun demikian, mereka saat ini masih berkonsentrasi pada produksi dan pemasaran telur BSF. Bahkan, pembelinya kebanyakan dari luar daerah, seperti Kalimantan, Bali, Bandung, Magetan, Jember, Bangka, Malang dan lain-lain.
“Untuk telur maggot, kami menjualnya seharga Rp 6.000-7.000 per gramnya,” katanya.

Memang keuntungan yang diperoleh para pemuda ini belum besar karena mereka baru memulai usaha ini enam bulan yang lalu, setelah PT Bumi Suksesindo (BSI) selesai membuatkan mereka tempat pengembangbiakannya. Namun, mereka bersyukur karena dapat membiayai operasional usahanya dari penjualan yang dilakukan.
āKami memulai usaha ini Juli 2019 setelah dibantu BSI membuat tempat ini,ā kata Sundariyanto.
Lanjut ke halaman berikutnya…