Selepas pelaksanaan salat Idul Fitri, kampung Rajegwesi terlihat ramai. Penduduk keluar rumah untuk silaturahmi ke rumah-rumah tetangganya. Saat bertemu, mereka saling maaf-memaafkan. Mereka bergerak secara berkelompok.
PERAYAAN Hari Raya Idul Fitri sangat identik dengan silaturahmi dan saling memaafkan antara sesama muslim. Saat Idul Fitri, suasana begitu cair dan penuh keakraban.
Budaya tersebut adalah sebuah kearifan lokal masyarakat muslim Indonesia yang masih bertahan dari tahun ke tahun. Seperti halnya yang terlihat di kampung Rajegwesi, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi pada perayaan Idul Fitri 1442 Hijriah.
Baca juga: Suasana Akrab di Buka Puasa Perangkat Desa Sumberagung
Selepas pelaksanaan salat Idul Fitri, kampung Rajegwesi terlihat ramai. Penduduk keluar rumah untuk silaturahmi ke rumah-rumah tetangganya. Saat bertemu, mereka saling maaf-memaafkan. Mereka bergerak secara berkelompok.

Kelompok-kelompok ini umumnya terdiri atas sebuah keluarga beserta seluruh anggotanya. Ada juga anak-anak sebaya yang membentuk kelompok sendiri. Biasanya, sebelum silaturahmi ke rumah tetangga, sanak keluarga ataupun yang lainnya, mereka terlebih dahulu sungkem kepada orang tua bagi yang masih mempunyai orang tua.
Menurut H. Romlie Alamsyah, sesepuh kampung Rajegwesi, agama Islam tidak mengatur budaya perayaan Idul Fitri seperti di atas. Agama hanya mengajarkan umatnya untuk saling memaafkan dan pelaksanaannya tidak harus pada hari khusus seperti hari raya.
Lanjut ke halaman berikutnya…
Lrdopk Amoxicillin Ld50 https://newfasttadalafil.com/ – buy cialis generic Rskjqp Rotgzq Sildenafil Dosage Cialis Interaction Of Nyquil And Amoxicillin https://newfasttadalafil.com/ – Cialis