Sabtu, 23 Nov 2024
MENU
HUT Ke-79 RI

Tidak Berani Pulang, Lelaki di Pesanggaran Tidur di Atas Pohon Kelapa


Sebulan yang lalu, dia berselisih dengan istrinya itu atas dugaan perselingkuhan. Akhirnya, dia diusir dari rumah istrinya. Keluarga tidak menyangka Suroso bakal tidur di atas pohon. "Ia sempat pulang ke kota Kediri tapi tidak diterima oleh keluarganya. Dia lalu kembali lagi ke Banyuwangi, tapi tidak berani pulang ke rumah istrinya," kata Kapolsek Subandi.


Sedulur, Pesanggaran - Seorang lelaki tidur di atas pohon kelapa setinggi kurang lebih 10 meter di Dusun Ringinsari RT/RW 01/01, Desa/Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Selasa, 18 Mei 2021.

Peristiwa ini diketahui oleh Dugel, warga setempat, sekitar pukul 08.00 waktu setempat ketika dia hendak membersihkan kandang sapi miliknya. Tanpa sengaja, matanya tertuju pada sebuah pohon kelapa dan melihat seorang laki-laki tengah tidur di antara pelepah pohon kelapa tersebut.

Baca juga: Masyarakat Lintas Agama Sepakat Amankan Salat Idul Fitri di Pesanggaran

Mengetahui keganjilan itu, ia segera menghubungi Kepala Dusun Ringinsari, Heru Kuswanto. Heru kemudian meneruskan kabar tersebut ke Pemerintah Desa Pesanggaran lalu ke Polsek Pesanggaran.


Baca Lainnya :

tidur di atas pohon 2
Anggota Polsek Pesanggaran, Bripka Eko Nur Widodo, berusaha membangunkan seorang lelaki yang tidur di atas pohon kelapa dengan pengeras suara di Ringinsari, Pesanggaran, Banyuwangi, Selasa, 18 Mei 2021.

Sesaat kemudian, Kapolsek Pesanggaran, AKP Subandi, M.Si., segera meluncur ke tempat kejadian bersama Kanit Bhabinkamtibmas, Bripka Eko Nur Widodo. Ketika tiba di lokasi, keadaan sudah ramai oleh warga yang melihat kejadian langka tersebut. Selain warga, Kepala Desa Pesanggaran, Sukirno, juga ada di tengah-tengah warga. 

"Tidak ada warga sekitar yang merasa kehilangan anggota keluarganya. Jadi, mereka yang ada di sini penasaran dengan orang [yang tidur di atas pohon] tersebut," kata Kepala Dusun Heru Kuswanto.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Di tengah riuh warga yang melihat kejadian tersebut, Bripka Eko Nur Widodo berusaha meneriaki lelaki tersebut dengan megaphone (pengeras suara). Namun, lelaki yang tidur di atas pohon tersebut tetap diam tidak bergeming.

Karena tidak ada reaksi, salah seorang warga pun memanjat pohon kelapa tersebut untuk membangunkannya. Namun, dia mengurungkan niatnya tersebut karena ada sarang tawon di pohon kelapa.

Baca juga: Dua Orang Meninggal dalam Laka Lantas di Silirbaru, Sumberagung

Setelahnya, seorang warga yang lain memanjat pohon kelapa itu dengan membawa bambu kering atau genter dalam istilah setempat. Berjarak sekitar 5 meter dari tempat lelaki yang tidur itu, si warga menekan si lelaki tidur dengan genter yang dibawanya. 

tidur di atas pohon 1
Setelah berhasil dibangunkan oleh warga, Suroso pun turun dari pohon kelapa tempatnya tidur, Selasa, 18 Mei 2021.

"Tubuhnya bergerak-gerak. Hati-hati dia masih hidup. Awas jatuh!” kata salah seorang warga yang melihat dari bawah.

Benar adanya, lelaki tersebut kemudian terjaga. Setelah kesadarannya pulih, dia memakai maskernya kemudian turun perlahan.

Lanjut ke halaman berikutnya...

"Semua yang di bawah saudara dan peduli dengan Bapak. Silakan Bapak turun dengan hati-hati. Pelan-pelan saja, Pak," kata Widodo melalui pengeras suara.

Sesampainya di bawah pohon, warga pun mengerumuninya untuk mencari tahu tetang laki-laki setengah baya tersebut. Namun, tidak banyak yang dia katakan. "Nama saya Suroso asal Senepo," katanya singkat menjawab pertanyaan warga. 

Berdasarkan keterangan tersebut, polisi kemudian membawa Suroso ke mobil patroli dan mengantarkannya pulang. 

Baca juga: Bamag Pesanggaran Berbagi Kasih, Manfaatkan Momen Ramadan

Sementara itu, menurut Kapolsek Pesanggaran, pihak keluarga mengakui bahwa laki-laki tersebut bernama Suroso, 57 tahun. Dia berasal dari Kediri dan telah menikah dengan seorang warga Dusun Seneposari, Desa Barurejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi.

Sebulan yang lalu, dia berselisih dengan istrinya itu atas dugaan perselingkuhan. Akhirnya, dia diusir dari rumah istrinya. Keluarga tidak menyangka Suroso bakal tidur di atas pohon. "Ia sempat pulang ke kota Kediri tapi tidak diterima oleh keluarganya. Dia lalu kembali lagi ke Banyuwangi, tapi tidak berani pulang ke rumah istrinya," kata Kapolsek Subandi.

Saat melihat Suroso datang bersama polisi, istrinya sempat kaget. Dia sempat mendorong Suroso dan menolak kehadirannya. Atas sikap istri Suroso tersebut, polisi pun menasehati agar persoalan yang terjadi di dalam kehidupan rumah tangga diselesaikan dengan baik-baik.

"Suroso itu takut naik pohon, tapi kok bisa tidur di atas pohon," kata Subandi mengutip kata-kata istrinya yang merasa keheranan ketika mendapat penjelasan darinya. (bay)