Sedulur, Pesanggaran - Masyarakat kampung nelayan Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi menyelenggarakan upacara tradisi petik laut ke-48.
Menurut Ketua Panitia Petik Laut Pancer Husni Tamrin, rangkaian kegiatan dimulai pada 22 September sampai 25 September 2023.
Pada hari pertama, panitia menggelar doa lintas agama dan menyuguhkan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk sebagai hiburannya. Hari kedua disemarakkan dengan pertunjukan kesenian janger. Sementara itu, larung sesaji sebagai acara utama dilaksanakan pada Minggu, 24 September 2023.
Untuk menyelenggarakan petik laut tahun ini, masyarakat membiayai secara mandiri hingga 75 persen kebutuhan dana. Kekurangan dana disokong oleh beberapa sponsor, seperti PT Bumi Suksesindo (BSI) dan anggur kolesom cap Orang Tua.
Baca Lainnya :
Dalam acara larung sesaji, Wakil Bupati Banyuwangi H. Sugirah beserta jajaran pejabat dari beberapa instansi di Kabupaten Banyuwangi hadir mengikuti kegiatan. Rombongan wakil bupati disambut oleh Forpimka Pesanggaran, Pemerintah Desa Sumberagung, dan panitia penyelenggara.
Sebelum larung sesaji, mereka melakukan tabur bunga di tugu tsunami Pancer. Tugu tsunami merupakan tanda pengingat kejadian tsunami yang pernah menimpa Pancer pada 1994.
Selepas tabur bunga, rombongan berjalan mengikuti arak-arakan sesaji menuju tenda utama di tepi pantai area pelelangan.
Pada kesempatan tersebut, Sugirah dalam sambutannya menyampaikan bahwa petik laut merupakan tradisi luhur sebagai wujud syukur masyarakat nelayan kepada Tuhan atas melimpahnya hasil laut atau hasil tangkapan ikan.
"Semoga berkah dan barokah dan ke depannya hasil laut bertambah melimpah ruah," kata Sugirah.
Untuk meningkatkan hasil laut, menurut Sugirah, dibutuhkan sarana dan prasarana dan ruang untuk pengembangbiakan ikan, seperti rumah atau apartemen ikan.
Keberhasilan masyarakat menyelenggarakan petik laut ini merupakan buah dari kekompakan masyarakat sendiri yang mau bekerja sama dan bergotong-royong, menurut Sugirah. oleh karena itu, dia berpesan agar masyarakat terus menjaga kerukunan, apalagi sebentar lagi akan ada pemilihan umum (pemilu).
"Janganlah nanti karena beda pilihan terus berseteru. Tetap jaga kerukunan karena rukun bisa agawe santoso, crah agawe bubrah," ujarnya.
Selesai acara sambutan-sambutan, Wakil Bupati kemudian menyematkan cincin atau anting-anting pada uborampe (kelengkapan) sesaji. Kemudian, warga mengusung sesaji tersebut ke atas perahu dan membawanya ke tengah laut. (bay)