Kamis, 30 Okt 2025
MENU

Ketekunan Jadi Kunci Khoirul Sukses Kembangkan Potensi Desa

Sedulur, Pesanggaran - Hari itu, Khoirul terlihat sedang memberi makan kambing-kambingnya di kandang. Kambing-kambing putih itu lekas menyerbu palungan ketika ia memasukkan sekeranjang rumput hijau ke dalamnya. 

Khoirul kemudian menyerak-nyerakkan tumpukan rumput itu agar merata di keluasan palungan. Dengan begitu, kambing-kambingnya bisa makan dengan lebih leluasa. Tangannya sesekali mengelus lembut kepala kambing-kambingnya yang sedang makan.

Khoirul Khilmi, nama lengkapnya, adalah seorang pemuda asal Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Sudah dua tahun ini, pemuda 24 tahun tersebut menggeluti usaha peternakan: kambing dan ayam kampung petelur.

Saat ini, di dalam kandang berukuran 60 meter persegi itu hidup tidak kurang dari 80 ekor kambing putih. Orang-orang biasa menyebutnya wedhus gibas. Kandang tersebut terletak di pekarangan belakang rumahnya yang memang cukup luas.


Baca Lainnya :

“Awalnya cuma punya dua ekor kambing dari hasil menabung. Tapi saya terus belajar cara merawat, mengawinkan, sampai mengelola hasilnya dengan baik,” tuturnya.

Kandang-kandang ayamnya juga berada di area yang sama, tidak jauh dari kandang kambing. Luasnya tidak kurang dari 20 meter persegi. Di dalam kandang tersebut, Khoirul memiliki sekitar 100 ayam kampung petelur.

Khoirul mengaku, perjalanan menuju kesuksesan ini tidak mudah. Kambing-kambingnya pernah mati hampir separuh akibat gudik. Idul Adha tahun ini–peternak kambing biasanya untung banyak karena tingginya kebutuhan pasar, harga kambing anjlok sehingga ia rugi hingga puluhan juta.

Namun, tantangan bisnis seperti itu tidak cukup untuk membuatnya menyerah. Ia bangkit lagi, memperbaiki lagi cara merawat kambing dan menganalisis pasar.

Di kesehariannya, Khoirul tergolong peternak yang tidak pelit ilmu. Buktinya, ia tidak segan membagikan pengalamannya kepada para pemuda di desanya. Dia mengaku senang apabila ada orang yang mau belajar tentang peternakan dan pertanian, terutama para pemuda. 

Ia berharap semakin banyak generasi muda yang mau mengembangkan potensi desa melalui pertanian dan peternakan.

“Kuncinya jangan gengsi. Kalau kita tekun, hasilnya pasti ada,” ujarnya dengan senyum bangga. (gil)