Kandangan - Pemerintah Desa Kandangan terus berupaya mengembangkan potensi wisata di wilayahnya. Yang terbaru adalah wisata alam Puncak Surga yang terletak di Dusun Sumberdadi, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi.
“Kami sedang mengembangkan alternatif pembangunan di Desa Kandangan,” kata Kepala Desa Kandangan, Riyono.
Puncak Surga terletak di sebuah gunung dengan ketinggian 800 mdpl (meter di atas permukaan laut). Masyarakat setempat juga menyebutnya daerah Kelopo Kembar yang artinya kelapa kembar. Disebut demikian karena dulu pernah ada pohon kelapa bercabang.
Sesuai dengan namanya, daya tarik Puncak Surga adalah panoramanya yang indah dan menawan. Saat berada di puncak, gunung-gunung sekitar terlihat seperti lukisan alam yang sengaja dipajang sang Pencipta: solid dan gagah. Bagian punggung gunung diselimuti awan putih. Membuatnya seakan bagian dari taman langit.
Baca Lainnya :
Hawa sejuk udara pegunungan menambah kedamaian suasana. Masih ada lagi, bagi yang suka berfoto dari ketinggian, perlu mencoba tempat ini. Pemandangan perumahan warga desa sekitar merupakan obyek foto yang menarik untuk dicoba.
Menurut Riyono, tempat ini juga sangat cocok untuk berkemah karena terdapat tanah lapang yang luas. Dengan berkemah, pengunjung berkesempatan besar untuk melihat pemandangan berbeda saat matahari terbit (sunrise) di sini.
Lanjut ke halaman berikutnya...
“Kalau ingin berkemah, jangan lupa membawa perlengkapan yang memadai. Kalau malam udaranya sangat dingin,” tutur Riyono.
Lokasi ini awalnya merupakan jalur favorit para pemotor lintas alam. Tanjakan dan turunan curam menjadi tantangan tersendiri. Ketika sampai di Puncak Surga, mereka beristirahat untuk melepas lelah dan berfoto. Karena melihat potensi wisata baru ini, mereka pun mengusulkan kepada pemerintah desa agar bisa dikembangkan.
Untuk sampai Puncak Surga membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan dari Dusun Sumberdadi. Dengan medan jalan yang sudah diperbaiki, kedaraan roda dua bisa dibawa sampai di ketinggian 600 mdpl. Selanjutnya, pengunjung berjalan kaki kurang lebih 200 m melewati jalan menanjak di perkebunan kopi.
Meskipun sudah banyak pengunjung yang datang, pemerintah desa belum memasang tarif biaya masuk area wisata ini. Namun, lanjut Riyono, pengunjung disarankan memberitahukan kepada pemerintah desa sebelum memasuki area ini.
“Kami ingin pengunjung yang datang merasa aman. Kami senang memiliki banyak potensi wisata di wilayah kami,” ujarnya beralasan. (gil)