Jumat, 29 Mar 2024
MENU
Ramadan 2024

Sejarah Tahun Baru Saka dan Memaknai Nyepi

UMAT Hindu di seluruh pelosok Nusantara merayakan Hari Raya Nyepi, Minggu, 14 Maret 2021. Dalam kalender Hindu, Nyepi merupakan penanda awal Tahun Baru Saka 1943.

Untuk mengetahui sejarah Hari Raya Nyepi, sedulur.co mendatangi kantor Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pesanggaran, Sabtu, 13 Maret 2021. Di sini, Sedulur berkesempatan berbincang dengan Wakil Ketua PHDI Pesanggaran, I Nyoman Pageh Yasa.

Baca juga: Panen Padi dan Para Wanita yang Ngasak

Di tengah persiapan upacara Tawur Agung Kesanga, Nyoman menyebutkan bahwa tahun Saka tidak terlepas dari kemunculan Raja Kanishka. Sebelum raja ini berkuasa, terjadi perpecahan atau perang suku di India. 


Baca Lainnya :

Wakil Ketua PHDI Pesanggaran, I Nyoman Pageh Yasa.

Di antara suku-suku tersebut ada Pahlawa, Saka, Yuehchi, Yuwana, dan Malawa. Mereka saling berebut kuasa dan pengaruh di India. Suku yang berkuasa akan menekan dan menindas suku-suku yang lain.

Sampai kemudian Raja Kanishka I berhasil menyatukan suku-suku tersebut. Dia berhasil membuat suku-suku di India pada zaman itu hidup berdampingan. Raja Kanishka I naik tahta pada tahun 78 Masehi. 

Lanjut ke halaman berikutnya...

Salah satu capaiannya adalah menetapkan sistem kalender Saka menjadi kalender kerajaan. Sejak saat itu, setiap pergantian tahun, umat Hindu memperingatinya dengan berbagai cara.

Peringatan tahun baru diawali dari tanggal 1 sasi kesedase atau bulan kesepuluh. "Angka yang tertinggi itu sembilan. Jadi, tanggal 30 sasi kesanga [bulan kesembilan] itu menjadi akhir tahun," ungkap Nyoman.

Baca juga: Petilasan Datuk Ibrahim di Sungailembu

Umat Hindu di Indonesia, memperingati awal tahun ini dengan nyepi. Yaitu, tidak melakukan aktifitas duniawi. Upacara dan perayaan dilaksanakan sebelumnya, seperti Melasti dan Tawur Agung Kesanga.

Dalam pelaksanaannya, menurut Nyoman, sehari dalam setahun umat Hindu tidak melakukan empat hal, yaitu amati karya (tidak bekerja), amati geni (tidak menyalakan api), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mencari hiburan). 

"Ritual ini akan sempurna jika tidak berbicara dan tidak tidur," ujarnya sambil mempersilakan Sedulur menikmati hidangan siang itu.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Dalam nyepi, umat berdiam diri di rumah, meninggalkan keramaian. Nyepi menjadi sarana komunikasi dengan Tuhan. Waktu yang sempurna untuk introspeksi dan merenungkan makna kehidupan di dunia. Dan tidak kalah penting, sebagai sarana bersyukur atas limpahan nikmat yang diberikan Tuhan.

Waktu nyepi berlangsung selama 24 jam. Tahun ini dimulai saat matahari terbit pada tanggal 14 Maret 2021 sampai matahari terbit pada tanggal 15 Maret 2021.

Dari halaman pura, suara ganjur sudah mulai terdengar. Itu gelagat ritual Tawur Agung Kesanga akan segera dimulai. Sedulur pun berpamitan untuk keluar dari ruangan, menyaksikan jalannya upacara dari luar halaman pura. (ala)