Sumberagung – Sore hari, Kamis, 20 Agustus 2020 pukul 16.30, matahari sudah bersiap kembali ke peraduan ketika warga Pulau Merah mengarak tumpeng pitu (tumpeng berjumlah tujuh nampan) dan menderetkannya di pantai.
Ombak masih saja berdebur keras menghempas pantai di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran ini, sementara warga memulai sikap khidmatnya. Mbah Bibit, 80 tahun, tokoh adat Pulau Merah, mulai berkomat-kamit membacakan doa pujian kepada Sang Pencipta.
Bagai terhipnotis, kepala para peserta ritual segera menunduk mengarah ke pasir pantai. Mereka adalah pengelola wisata, pedagang, dan pengunjung wisata. Dalam formasi mengitari tumpeng pitu, mereka lebur dalam kekhidmatan.
Baca juga: Warga Sumberagung Terima Bantuan JPS Tahap Kedua
Selesai memanjatkan doa, Mbah Bibit beranjak mendekati air laut sambil membawa uba rampai (ubo rampe, Jawa, red.). Dengan mulut yang masih berkomat-kamit, dia melepasnya ke laut yang segera disambar ombak laut sore itu.
Setelah Mbah Bibit selesai memimpin ritual, giliran warga yang sibuk membagikan makanan kepada semua yang hadir.
Masyarakat Jawa memperingati pergantian tahun baru setiap 1 Suro atau 1 Muharam dalam penanggalan Hijriah. Mereka memperingatinya dengan berbagai macam ritual yang telah menjadi tradisi turun-temurun. Beda daerah, beda pula cara memperingatinya.
Lanjut ke halaman berikutnya…