Sedulur, Pesanggaran - Seratus lebih siswa Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Ranting Pesanggaran, Cabang Banyuwangi mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) dari sabuk hitam ke sabuk jambon di lapangan TK Tunas Bangsa Kaliuluh, Dusun Silirbaru, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Minggu, 1 Oktober 2023.
Menurut salah seorang pelatih, Slamet Riyanto, UKT merupakan bagian dari proses latihan yang menjadi syarat untuk bisa menjadi warga PSHT. "Ini UKT pertama bagi siswa," katanya.
Materi pertama adalah ujian tulis tentang kerohanian tingkat dasar dan pengenalan tentang organisasi. Selesai materi pertama, para siswa kemudian melakukan pemanasan dengan berlari mengelilingi perkampungan di lingkungan tersebut.
Setelah beristirahat dan sarapan, para siswa kemudian kembali dihadapkan dengan materi as dower, senam, dan jurus sesuai dengan tingkatan yang sudah mereka pelajari. Meski di bawah terik matahari, para siswa tampak antusias mengikuti setiap materi ujian.
Baca Lainnya :
Menurut Slamet, para siswa yang mengikuti semua tahapan latihan SH Terate akan mendapatkan pengesahan menjadi warga PSHT pada tahun 2024, tepatnya pada bulan Muharam atau Suro dalam penanggalan Jawa.
Persaudaraan Setia Hati Terate merupakan organisasi olahraga pencak silat yang didirikan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo sejak tahun 1922 silam. Sampai dengan saat ini masih eksis dan telah berusia lebih dari satu abad.
Dalam PSHT terdapat lima ajaran dasar yang dikenal dengan Panca Dasar, yaitu Persaudaraan, Olahraga, Bela Diri, Kesenian, dan Kerohanian/Ke-SH-an.
Ajaran Persaudaraan mengajarkan manusia diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sama derajatnya, hak dan kewajiban asasinya, tanpa membedakan suku, keturunan, agama dan kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya.
Ajaran Olahraga memiliki pengertian bahwa pencak silat bertujuan untuk mengolah raga agar tubuh memperoleh manfaat, misalnya, menghilangkan lemak yang berlebih, menyehatkan jantung, memperbaiki suasana hati, dan mengurangi gangguan jiwa.
Bela Diri berarti pencak silat berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan kehormatan diri atau membela diri bukan untuk melawan seseorang. Akan tetapi, hanya untuk melayani apabila keadaan terpaksa dan diperlukan.
Gerakan-gerakan PSHT juga mengandung unsur kesenian yang tercipta dari unsur kelenturan, keluwesan, dan keindahan gerak yang bisa dihubungkan dengan keserasian irama.
Sementara itu, puncak ajaran PSHT adalah Kerohanian, yaitu mengenal diri pribadi dengan sebaik-baiknya dan mendidik berjiwa setia hati agar dalam menempuh kehidupan memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan dunia akhirat.
Salah satu materi yang sangat dinantikan dalam UKT adalah sambung atau laga yang dilaksanakan selepas zuhur di bawah pengawasan instruktur. Tujuannya bukan untuk mencari yang kuat atau yang menang, melainkan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai bela diri dan cara sambung yang benar.
Dalam sambung ini, pukulan dan tendangan tidak boleh diarahkan ke bagian organ vital, seperti kepala, ulu hati, dan kemaluan.
Jika mereka tidak bisa menunjukkan gerakan silat yang benar, mereka akan dibimbing oleh para pelatih untuk belajar kembali gerakan silat dan cara sambung yang benar.
Selain itu, juga tidak boleh menggunakan materi di luar yang diajarkan dan harus sesuai tingkatannya. Mereka yang menggunakan gerakan silat di luar yang diajarkan pelatih biasanya akan mendapatkan hukuman.
Apabila lawan terjatuh tidak boleh terus dipukul, diinjak, atau ditendang. Jika terjadi pelanggaran yang demikian, seorang wasit harus cepat tanggap menghentikan laga tersebut.
Peserta sambung juga tidak boleh memiliki rasa dendam. Dia harus menyadari bahwa dalam penguasaan teknik bela diri masih memiliki kelemahan.
Sebaliknya, bagi yang dapat menjatuhkan lawan tidak boleh merasa sombong atau jumawa. Jika ia mampu menjatuhkan lawannya dengan melayangkan pukulan dan tendangan dengan baik, dia harus bisa ikut merasakan sakitnya karena sambung dalam ajaran SH Terate merupakan wujud Persaudaraan selain jabat tangan dan anjangsana.
Itulah kenapa setelah sambung siswa diminta berjabat tangan lagi dan duduk bersebelahan dan beristirahat. Hal ini agar terbangun ikatan batin yang baik di antara mereka.
Kegiatan UKT siswa PSHT Ranting Pesanggaran dari awal hingga akhir berjalan lancar. Setelah mendapatkan berbagai wejangan, para siswa dan warga PSHT kemudian saling berjabat tangan sebagai wujud eratnya tali persaudaraan. (bay)