Selasa, 30 Apr 2024
MENU
Mayday 2024

Membuat Pot Bunga dari Sabut Kelapa

BELASAN warga berkumpul di kantor ecoranger di Pulau Merah, Sumberagung, Pesanggaran, Banyuwangi. Serat sabut kelapa atau coco fiber menumpuk di sebelah mereka. Sekilas terlihat seperti sampah tak berguna.

Puluhan kotak terbuat dari jaring kawat menumpuk di sisi lainnya. Bambang, 35 tahun, sibuk menerangkan kepada warga mengenai kegiatan hari itu.

Baca juga: Relawan Demokrasi Sosialisasikan Pilkada kepada Penyandang Disabilitas

Di Pulau Merah dan sekitarnya, limbah sabut kelapa terbilang cukup banyak. Limbah ini berasal dari sisa penjualan minuman kelapa muda. Apabila dibiarkan, limbah ini akan menimbulkan bau yang kurang sedap dan bisa menjadi sarang nyamuk jika musim hujan.


Baca Lainnya :

warga belajar sabut kelapa 1
Warga belajar membuat pot bunga dari sampah sabut kelapa.

Karena alasan tersebut, Ecoranger Banyuwangi mencoba memanfaatkannya menjadi sesuatu yang berguna, yaitu mengubahnya menjadi pot bunga. Dalam hal ini, ecoranger mengajak warga sekitar untuk terlibat di dalamnya, diawali dengan sebuah pelatihan, Jumat, 20 November 2020.

"Harapannya, masyarakat terlibat langsung dalam penanganan sampah yang ada di lingkungan," kata Bambang.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Setelah cukup mendengarkan penjelasan dari Bambang, peserta pelatihan pun mengambil kotak jaring kawat. Kotak-kota itu mereka isi dengan coco fiber sesuai arahan pelatih. Mereka memanfaatkan tusuk bambu untuk memadatkan isian.

Bambang telah membuat berbagai macam bentuk pot bunga untuk contoh. Ada yang berbentuk kotak, persegi, bulat, segitiga, dan beberapa bentuk lainya. Menurutnya, pot seperti ini biasa digunakan untuk tanaman bunga anggrek.

Untuk mendapatkan serat kulit kelapa membutuhkan proses tertentu. Menurut Bambang yang juga Kepala Sentra Kelola Sampah (Sekola) Pulau Merah ini, limbah sabut kelapa digiling terlebih dahulu dengan menggunakan mesin. Penggilingan dilakukan berulang-ulang untuk memisahkan serbuk kelapa (coco peat) dengan seratnya.

Baca juga: Pemdes Kesilir Studi Banding Pengolahan Sampah

Setelah dipisahkan, serbuk dikumpulkan tersendiri. Serbuk kelapa dimanfaatkan untuk pupuk maupun media tanam.

Sementara itu, Ketua Bumdes Gangga Jaya Sumberagung, Sri Rusmawati, berharap para peserta bisa mempraktekkannya di rumah masing-masing. Untuk membantu pemasaran, wanita yang biasa disapa Rosa ini berencana melibatkan peserta pelatihan dalam Komunitas Kerajinan Seni dan Kreatif (KKSK). (ala)