Kamis, 21 Nov 2024
MENU
HUT Ke-79 RI

Batik Kinnara-Kinnari, Buah Karya Warga Sumberagung


Saat ini, Batik Kinnara-Kinnari terus mengepakkan sayap usaha yang dijalankannya dengan membuka cabang di Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Dusun Krecek, Desa Getas, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung.


KINNARA-KINNARI adalah nama rumah produksi batik di Dusun Rejoagung, RT 04, RW 02, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Mungkin nama tersebut masih asing bagi para pembaca sedulur.co karena produksi batik tersebut belum terlalu lama. 

Berdirinya batik ini berawal dari sekelompok wanita theravada panca vihara (lima vihara) yang mendapatkan pelatihan membatik dari pembatik Srikandi asal Dusun Karanganyar, Desa Karangbendo, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi Banyuwangi pada Agustus tahun lalu.

Pelatihan waktu itu berlangsung di Vihara Dhamma Kerti Dusun Rejoagung, Desa Sumberagung dan difasilitasi oleh Sekolah TinggiAgama Buddha (STAB) Nalanda Jakarta Timur melalui program PAR dari Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama.

Baca juga: Hobi Pelihara Ikan Untung pun Didapatkan


Baca Lainnya :

Dian Tika Sujata, ketua dari program studi tersebut, mengaku beruntung berkesempatan menjadi petugas lapangan dalam penelitian PAR--salah satunya berkaitan dengan pengembangan usaha batik. Ia berharap pelatihan tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat, khususnya mereka yang terlibat dalam pelatihan.

batik kinnara-kinnari 3
Dian Tika Sujata

Dalam perkembangannya, perlahan tapi pasti, lima orang warga setempat menjadi pembatik dan menjalankan usaha bersamanya yang diberi nama “Batik Kinnara-Kinnari”. Indah Yuswanigtyas, 43 tahun, dibantu empat orang temannya, Katiyem, Winarti, Painem, dan Traminingsih adalah orang-orang yang mengelola usaha tersebut.

Tempat produksi batik ini berada di Dusun Rejoagung RT 04, RW 02, Desa Sumberagung dengan menyewa rumah milik Eko, warga setempat. "Usaha ini tidak terlepas dari peran Dian Tika Sujata sebagai ketuanya," kata Indah.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Saat ini, usaha kerajinan batik tersebut sudah menghasilkan beberapa motif batik, antara lain Gajah Oling yang merupakan motif khas Banyuwangi, Roda Dhamma, Daun Bodhi, dan Bunga Teratai. "Pesanan untuk motif yang kita produksi sudah tersebar hampir di seluruh wilayah indonesia," kata Indah lagi.

Masih menurut Indah, pesanan banyak datang dari luar Pulau Jawa mulai dari Pulau Sumatera sampai Papua. Pemesanan dilakukan secara online. Setelah terjadi kesepakatan harga dan uang muka sudah ditransfer, pesanan kemudian akan diproduksi.

"Tentunya, ongkos kirim [ongkir] menjadi tanggung jawab pembeli karena jumlah barang dan jarak membedakan jumlah biaya pengiriman," terangnya.

Baca juga: Burung Perkutut Juga Butuh Latihan

Batik Kinnara Kinnari berukuran 200 x 115 sentimeter. Harganya berbeda-beda tergantung motifnya. Menurut Indah, tingkat kesulitan tiap motif memang tidak sama sehingga per lembar kain batik dibanderol dengan harga pada kisaran Rp135-165 ribu. "Harganya sangat terjangkau," ujarnya.

batik kinnara-kinnari 1
Proses pengeringan batik buatan warga Sumberagung, Kinnara-Kinnari.

Bagi pemesan yang menghendaki logo atau simbol organisasi, Kinnara-Kinnari juga melayani pembuatan stamp-nya. Namun, pembuatannya cukup memakan waktu. Oleh karena itu, lebih bagusnya pembeli memesan motif yang sudah ada atau menyiapkan sendiri stamp-nya.

Keadaan cuaca sangat berpengaruh dalam kegiatan produksi. Ada beberapa motif yang hanya bisa diproduksi pada saat musim panas saja, seperti motif Smoke (Asap). "Ini motif dasar batik yang bisa ditimpa dengan menggunakan motif batik lainnya," terangnya.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Selain itu, jika proses membatik dilakukan pada saat musim hujan akan menghambat proses pengeringan karena keadaan yang lembab dapat memengaruhi hasil pewarnaan.

"Jadi, keadaan cuaca sangat berpengaruh. Inilah salah satu yang menjadi pembeda antara batik yang kita produksi dengan batik-batik lainnya. Selain murni keterampilan tangan, pengeringan kain dilakukan secara alami," jelasnya.

Painem, warga setempat, mulai bekerja sejak Agustus 2020, menuturkan bahwa dalam sehari bersama rekan kerjanya mampu menghasilkan 5 sampai 10 kain batik. Dia akan memperoleh upah Rp30 ribu rupiah per lembarnya. Upah ia terima sebulan dua kali. "Jadi, harga per lembar itu untuk kita berlima," kata Painem.

Baca juga: Gebyakan Karawitan Vihara Dhamma Kerti

Saat ini, Batik Kinnara-Kinnari terus mengepakkan sayap usaha yang dijalankannya dengan membuka cabang di Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Dusun Krecek, Desa Getas, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung. Tidak hanya membatik, ke depannya, Kinnari-Kinnari berkeinginan menjadikan Rejoagung sebagai Kampung Batik dan ada garmen yang memproduksi beragam desain pakaian batik.

Untuk mewujudkan mimpi tersebut, Indah berharap mendapat dukungan dari banyak pihak. "Minimal tumbuhkan kecintaan terhadap produksi batik lokal dengan sudi untuk membuat pakain dari hasil produksi batik yang kami buat," kata Indah mempromosikan batiknya.

Dian Tika Sujata, wanita yang membidani lahirnya Batik Kinnara-Kinnari, mulai mengenal batik pada saat dirinya menempuh jenjang pendidikan S2 Keguruan Seni Rupa di Universitas Negeri Malang. Pada waktu itu, ada satu mata kuliah yang bernama proyek pemecahan masalah seni rupa (PPMSR). "Dari situlah kemudian saya mulai belajar tentang seni membatik," ungkapnya.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Meski merupakan hal yang baru baginya, berkat kegigihannya belajar, dia kemudian berkesempatan mengenal lebih jauh tentang dunia batik tatkala mendapatkan tugas dari PPMSR. Bekerja sama dengan Magabudhi Banyuwangi, dia melaksanakan kegiatan tersebut selama dua minggu.

Namun, kegiatan sempat terhenti karena kekurangan modal. Padahal para peserta sudah mulai bisa dan menyukai kegiatan membatik. "Karena hal itu, kemudian saya bermimpi bisa meneruskannya sampai saya tulis di atas kertas sebagai resolusi Tahun Baru 2021," kata Tika Sujata.

Baca juga: MoM, Kafe di Pesanggaran Tawarkan Menu ala Jepang

Berkat keseriusannya dalam berlatih dan menempa diri untuk terus belajar serta komitmennya untuk bisa saling berbagi, terwujudlah kemudian Batik Kinnara-Kinnari yang menurutnya merupakan akulturasi budaya yang sarat makna filosofis yang terkandung di dalamnya.

Nah, penasaran dengan Batik Kinnara-Kinnari? Untuk pesanan bisnis antarkota minimal 60 lembar kain. Untuk lebih detailnya, Anda bisa berhubungan langsung dengan koordinator produksi Sumberagung di nomor telepon +62852 8969 7015. (bay)