Sedulur, Pesanggaran - Sebanyak 21 lembaga Taman Pendidikan al-Qur'an (TPQ) dan madrasah diniyah se-Desa Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi mengikuti kirab santri di Dusun Ringinsari, Desa Pesanggaran, Minggu, 29 Oktober 2023.
Arak-arakan ini diselenggarakan Fatayat Ranting Desa Pesanggaran bekerja sama dengan Aneka Production dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional dan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Menurut Ketua Fatayat Ranting Pesanggaran Listiowati, pihaknya telah merencanakan kegiatan ini sejak lama, termasuk pemilihan waktu pelaksanaan yang terkesan terlambat.
"Panitia sengaja memilih tanggal 29 Oktober 2023 agar tidak berbenturan dengan peringatan Hari Santri yang diadakan oleh MWC NU Pesanggaran,” ujarnya.
Baca Lainnya :
Sejak pukul 6 pagi, para peserta sudah berdatangan di lokasi acara, yaitu di Masjid Jasim Muhammad Al-Amiri. Semakin siang semakin banyak peserta yang berdatangan hingga mencapai seribuan peserta pada saat acara dimulai. Selain santri TPQ dan madrasah diniyah, banom-banom NU juga mengikuti acara ini.
Sementara itu, Ketua MWC NU Pesanggaran Nasoha mengajak para peserta yang sebagian besar masih menempuh pendidikan, untuk menghayati momen Hari Santri sebagai motivasi untuk terus belajar. "Jihad santri saat ini adalah jihad memerangi kebodohan," ucapnya tegas.
Hari Santri juga saat yang tepat untuk mengenalkan sejarah resolusi jihad, di mana peran serta ulama dan santri dalam berjuang atau berjihad untuk membela tanah air sangat besar. Mereka terlibat langsung dalam berbagai pertempuran fisik melawan penjajah hingga masa-masa persiapan kemerdekaan Republik Indonesia.
Tepat pukul 7 arak-arakan santri se-Pesanggaran ini mulai berjalan melewati rute yang telah ditetapkan oleh panitia. Di barisan pertama terlihat regu drumband dari MI Roudlotul Huda dan MI Miftahul Qulub di belakangnya. Setelah itu, rombongan santri TPQ dan madrasah diniyah, banom NU, dan masyarakat sekitar menyusul.
Dalam perjalanannya, arak-arakan ini menempuh jarak sekitar 2 kilometer, dengan rute mengelilingi kampung. Sepanjang perjalanan, masyarakat tampak antusias menyaksikan pawai tersebut.
"Ini pertama kali daerah ini dilewati parade drumband," kata salah seorang warga yang berdiri di pinggir jalan.
Setelah berjalan hampir 2 jam, peserta sampai di finish. Acara kemudian berlanjut dengan hiburan tari-tarian, seperti jejer gandrung, jaranan buto, tari gurit mangir, tari sorote lintang, serta seni tarik suara yang dipersembahkan oleh para santri dan siswa-siswi sekolah. Puncaknya, peringatan ini ditutup dengan pengajian umum yang dimulai pukul 19.00 WIB. (ala)