Jumat, 31 Okt 2025
MENU

Ikhtiar yang Terbayar

Sedulur, Gambiran - Pagi buta ketika banyak orang masih bermalasan di atas peraduan, Rina Nurdiana sudah menyusuri jalan-jalan di kampungnya, mengakrabi embun dan aroma tanah kebun di daerah dia tinggal di Sidotentrem, Yosomulyo, Gambiran, Banyuwangi. 

Dengan sepeda kayuhnya, ia mendatangi para petani untuk mengambil sayuran dari mereka. Dia bisa mengambil berbagai jenis sayuran, seperti kangkung, kenikir, dan cabai rawit untuk dijual di Pasar Genteng pada sore hari.

"Kalau ambil langsung di petani, sayurnya terjamin segar. Pembeli juga senang karena harganya jadi lebih bersahabat," ujar Rina sambil mengikat kangkung hijau dengan cepat, Kamis, 30 Oktober 2025. 

Perempuan 40 tahun itu tidak seharian mengambil sayur dari para petani. Sekitar pukul enam pagi dia harus sudah tiba di rumah. Anak-anaknya yang akan bersekolah menunggu tangan terampilnya menyiapkan bekal dan perlengkapan lainnya.


Baca Lainnya :

Setelah selesai dengan semua aktivitas rumah tangga, Rina kembali berkutat dengan sayur-sayuran: mengikat, menimbang, membungkus, atau sekadar menata. Tempat kerjanya adalah beranda rumahnya. Di situlah dia menyiapkan komoditasnya. Kadang-kadang, beberapa petani datang mengantarkan sayuran kepadanya.

Suami Rina, Markaban, juga seorang petani sayur. Rina juga menjual sayur yang ditanam oleh suaminya itu. Dengan begitu, dia bisa selalu punya barang untuk dijual ke pasar.

Menjelang sore, Rina membawa sayur-sayur yang telah ia kumpulkan ke Pasar Genteng dengan mengendarai sepeda kayuh. Sayur-sayur itu tampak menggunung di keranjang bambu (tobos) di boncengan sepedanya. Jarak rumahnya ke Pasar Genteng sekitar 6 kilometer. 

"Pagi saya fokus ke petani dan anak-anak. Tapi saat sore, lapak saya di Pasar Genteng baru buka. Sayur yang saya ambil pagi tadi harus habis terjual sore itu juga," jelasnya.

Jual beli sayur sudah menjadi motor penggerak ekonomi keluarga Rina Nurdiana sejak empat tahun yang lalu. Ia pernah mencoba beberapa usaha, salah satunya jualan nasi kuning. Namun, Rina merasa berjualan sayur adalah gairahnya saat ini.

Di Pasar Genteng, setiap ikat sayur yang dia jual tidak hanya membawa vitamin dan nutrisi, tetapi juga membawa harapan besar bagi masa depan anak-anaknya. Berkat pekerjaan tersebut, kata Rina, ia dapat membiayai pendidikan kelima anaknya. Anaknya yang pertama dan kedua berhasil mendapatkan beasiswa di bangku perkuliahan.

"Saya selalu bilang ke anak-anak: Ibu dan Bapak mungkin hanya bisa menjual sayur, tapi kalian harus menjual ilmu. Belajarlah yang benar, agar kelak kalian bisa membantu orang lain," katanya. (sdl)