Kamis, 21 Nov 2024
MENU
HUT Ke-79 RI

Iles-iles Bikin Nyes

Kandangan - Mayoritas warga Desa Kandangan di wilayah barat Kecamatan Pesanggaran bekerja sebagai petani dan penggarap kebun. Hal ini tercermin antara lain dari suasana desa yang asri. Pohon-pohon berjejer di kiri-kanan jalan, kebun-kebun yang menghadirkan kesejukan, dan sawah-sawah terbentang luas sedap dipandang.

Lahan milik warga Desa Kandangan kebanyakan ditanami pohon kopi dan kakao. Jenis tanah dan suhu udara di sini memang sangat cocok untuk dua tanaman yang mulanya dibawa pemerintah kolonial Hindia Belanda. Karena panjangnya sejarah kopi dan kakao di sini, warga desa pun sudah sangat paham bagaimana membudidayakannya.

Namun, warga Kandangan tak mau berhenti hanya pada kopi dan kakao. Melihat sisa ladang di bawah pepohonan yang tidak termanfaatkan, warga mulai menanam iles-iles atau porang, sejenis umbi-umbian.

“Lumayan untuk menambah pendapatan, harganya bagus, apalagi iles-iles tidak membutuhkan perawatan ekstra,” ujar Marken, salah satu warga Dusun Sumberdadi, RT 02, RW 04, Desa Kandangan. Ladang 1/8 hektare miliknya dipenuhi tanaman iles-iles.


Baca Lainnya :

Bisa dibilang iles-iles adalah berkah baru untuk masyarakat Desa Kandangan. Harga jualnya bisa mencapai Rp10.000 per kilogram jika sedang tidak musim, dan Rp 3.000 per kilogram jika sedang musim. Meskipun sedang musim, tetap saja untung banyak karena tidak perlu mengeluarkan biaya pemupukan atau biaya lainnya untuk perawatan.

“Dibiarkan saja tiba-tiba panen. Bisa dalam 1 tahun atau bahkan 2 tahun baru dipanen. Tergantung sabar enggaknya yang menanam,” ujar Marken,  yang berusia 70 tahun itu.

Semakin lama iles-iles dibiarkan, semakin besar umbinya. Ketika masa panen, warga biasanya menjual iles-iles ke pengepul.

Iles-iles adalah umbi-umbian yang dapat dimakan. Batang dan daun hampir mirip dengan tanaman suweg. Bedanya, iles-iles berdaun lebih lebar, ujung daunnya runcing dan berwarna hijau muda. Batangnya pun sama dengan batang suweg. Berwarna hijau dan putih, hanya saja batang iles-iles berkulit halus. Permukaan umbi iles-iles tidak ada bintil, berserat halus, dan berwarna kuning agak oranye. Pada setiap pertemuan cabang ada bubil/katak atau bibit iles-iles.

Iles-iles tidak mengganggu tanaman utama. Iles-iles akan berhibernasi selama musim kering, dan tunasnya akan tumbuh ketika musim hujan.

Iles-iles ini mulai menjadi tanaman favorit sejak 2019. Padahal, beberapa warga sudah menanamnya sejak 2017.  Warga baru beramai-ramai menanam setelah mendengar kabar bahwa tanaman ini bisa diekspor ke luar negeri. “Dulu bibitnya dapat dari hutan. Tapi, kalau orang-orang tak sempat, tinggal beli ke orang yang punya bibit, seharga Rp5.000 sampai Rp20.000, tergantung tinggi pohon dan berat umbinya,” ucap Marken.  “Untung sekali saat panen, satu umbi itu bisa mencapai bobot 5 sampai 10 kilogram per bijinya. Kalau ada 100 pohon, lumayan sekali,” kata Marken. (tiw)