Pesanggaran - Rumput Meniran dikenal sebagai tumbuhan semak yang tumbuh liar di sekitar kita, di pekarangan rumah, kebun, atau sawah. Rumput meniran ini sekilas berbentuk daun putri malu, dengan tinggi sekitar 50 cm dan daunnya bersirip banyak.
Tumbuhan yang dikenal dengan nama latin Phyllanthus niruri ini menurut situs Delto Med memiliki senyawa Flavon, Hypophyllanthin, Nirathin, dan Nirterali yang menyimpan banyak khasiat untuk kesehatan tubuh. Selain itu, meniran juga dapat dimanfaatkan sebagai pencegahan berbagai macam penyakit. Misalnya, mengobati batu ginjal, asam urat, radang sendi, penyakit kuning, hipertensi, dan penyakit kulit.
Sejauh ini, rumput meniran hanya dibiarkan tumbuh liar di pekarangan rumah, bahkan banyak orang yang menumpas habis tumbuhan ini karena dianggap mengganggu. Hanya segelintir orang yang menyadari bahwa tumbuhan liar satu ini memiliki manfaat yang berjibun.
Seorang wanita asal Pesanggaran, Banyuwangi, Endang Mulyatin, mengaku memiliki pengalaman manis mengenai khasiat rumput meniran. Pengalaman ini didapat selama merawat anaknya, Adi Awang, yang menderita leukemia. Menurut Endang, Awang tumbuh dalam keadaan yang tidak menguntungkan. Sejak usia enam tahun, Awang divonis menderita leukemia. “Kami kaget setengah mati waktu itu,” kenang Endang.
Baca Lainnya :
Sejak saat itu, hari-hari Endang dan keluarganya terasa sangat berat. Untuk pengobatan anaknya, Endang harus mengeluarkan biaya hingga Rp66 juta sekali opname setiap dua bulan sekali. Ditambah perawatannya harus ke Rumah Sakit dr. Sutomo di Surabaya. Selain itu, masih ada biaya kontrol rutin, Rp1,2 juta per minggu selama 2 tahun 6 bulan masa pengobatan.
Hingga akhirnya, dokter spesialis yang menangani Awang, Prof. Dr. I Dewa Gede Ugrasena, dr., Sp.A (K), menyarankan untuk meramu obat herbal sendiri dengan bahan dasar rumput yang tumbuh liar di pekarangan rumah. Endang pun menuruti. Dia mulai membuat ramuan herbal berbahan rumput meniran. Dia ajari anaknya untuk meminumnya secara teratur. Endang merasa lega melihat perubahan pada anaknya setelah diperiksa dokter.
“Dokternya itu sampai heran karena kondisi Adi Awang semakin membaik, kandungan hemoglobin dalam darahnya juga meningkat,” ungkap Endang.
Selanjutnya ---->
Mengetahui upayanya menunjukkan hasil, Endang melanjutkannya dengan harapan yang membuncah. Bertahun-tahun dia melakukannya hingga kabar yang menggembirakan dia terima. Saat itu usia Awang sekitar 15 tahun, dokter menyatakan bahwa anak itu sudah terbebas dari leukemia yang dideritanya.
Tidak hanya berbagi cerita, Endang juga membagikan cara meramu rumput meniran menjadi obat yang berkhasiat.
Cara Membuat Obat Herbal Leukemia
Bahan:
- Rumput meniran (Phyllanthus niruri)
- Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa)
- Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
- Kunyit putih (Curcuma zedoaria)
Alat:
- Kendil (periuk tanah liat)
- Tungku tanah liat
- Saringan air
- Kayu
- Korek api
Cara membuat:
- Cabut meniran hingga sampai akar, cuci bersih.
- Siapkan mahkota dewa, sedikit temulawak, dan kunyit putih yang sudah bersih.
- Nyalakan api dalam tungku tanah liat dengan api besar.
- Rebus semua bahan dalam kendil yang berisi air penuh.
- Tunggu sampai air tinggal separuh.
- Kemudian saring air rebusan tersebut dalam wadah; ramuan selanjutnya siap diminum.
Ramuan ini selain untuk menyembuhkan leukemia, juga dapat digunakan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Rumput meniran mengandung beberapa zat yang dapat menjaga dan meningkatkan sistem imun tubuh karena meningkatnya sel makrofag. Sel makrofag adalah salah satu sel imun tubuh yang bertugas untuk mengenali benda asing di dalam tubuh dan mengaktifkan sel-sel imun lainnya.
Tak hanya Adi Awang yang mengonsumsi ramuan ini, Endang serta seluruh keluarganya menggunakan ramuan meniran ini sehari-hari untuk mencegah berbagai macam penyakit. “Kami sekeluarga sudah 17 tahun ini mengonsumsi ramuan herbal ini. Kesehatan lebih dari segalanya,” kata Endang. (tiw)