Senin, 25 Nov 2024
MENU
HUT Ke-79 RI

Pancer Panen Ikan, Rezeki Bagi Pengujur

Sedulur, Sumberagung – Pancer panen ikan. Pelabuhan dan Tempat Pelelangan Ikan atau biasa disebut TPI Pancer benar-benar ramai siang ini, Rabu, 16 September 2020. Para nelayan memasukkan ikan hasil tangkapannya ke dalam keranjang. Kuli-kuli panggul memindahkan ikan dari perahu ke TPI. Sebagiannya, terlihat menggulung jaring yang mulai kering. Warung-warung dipadati para nelayan yang melepas lelah, membayar rasa haus dan lapar.

Bau amis ikan merebak. Sinar matahari menyengat. Anak-anak berlari-lari riang, bermain pasir, menenteng makanan kecil. Para penjual ikan menawarkan dagangannya, sementara calon pembeli sibuk menawar untuk mendapat harga yang pas.

Baca juga: BPD Sumberagung Serap Aspirasi Warga

Di salah satu sudut pelabuhan, di sela riuhnya orang-orang, seorang ibu menenteng seember penuh ikan. Dia berhenti sebentar, menaruh seember ikan itu di atas pasir, mengusap peluh di keningnya, lalu berjalan lagi. Kali ini tempat yang teduh TPI yang dia tuju.


Baca Lainnya :

panen ikan pancer 2
Ikan-ikan dalam kotak siap dijual.

Sarmini, 61 tahun, warga Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, adalah salah satu orang yang ikut merasakan manisnya panen ikan pada bulan ini. Kepada Sedulur, perempuan yang sudah sepuluh tahun menjanda ini mengaku berangkat dari rumah sejak pukul lima pagi.

Bersama bekal untuk sarapan, dia membawa ember, jaring, dan kantong plastik. Dia berjalan perlahan menuju pelabuhan, menjemput rezeki, menunggu perahu-perahu ikan datang bersandar. Dengan peralatan tersebut, Sarmini berharap dapat mengumpulkan rupiah.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Apabila ada perahu bersandar, membawa banyak ikan, dia ikut senang karena artinya ada bagian rezeki untuknya. Dia membantu mendekatkan keranjang, mengumpulkan ikan, atau pekerjaan ringan lainnya saat proses perahu bongkar muatan. Pemilik perahu akan memberinya sejumlah ikan sebagai upahnya.

Orang Pancer menyebut pekerjaan Sarmini dengan sebutan ngujur. Pada musim ikan seperti ini, Sarmini bukanlah satu-satunya orang yang ngujur. Ada puluhan orang, hampir kesemuanya wanita, yang ngujur.

panen ikan pancer 3
Pekerja memindahkan ikan dari perahu ke TPI.

“Saya ngujur mulai tahun 1984 ketika anak saya masih berumur dua tahun,” katanya sambil memilah-milah ikan dalam embernya. Ikan-ikan itu kemudian dikelompokkan sedemikian rupa; ada yang untuk dijual langsung ke pembeli; dan ada juga yang dijual untuk dijadikan tepung.

Baca juga: Bantuan Langsung Tunai Sumberagung Segera Cair

Sarmini menjual ikannya dengan harga yang bervariasi. Ikan jenis lemuru dia jual dengan harga Rp60 ribu per ember dan ikan layang Rp160 ribu per ember. Pelanggannya pun bermacam-macam, mulai dari tengkulak, pedagang keliling, dan pengunjung. Dalam sehari dia bisa meraup untung hingga Rp200 ribu.

Ibu ini memilih pekerjaan sebagai pengujur selain karena sudah memahami seluk-beluk pekerjaanya, juga karena untungnya lebih besar daripada bekerja di ladang ataupun sawah. “Kalau pas musim panen ikan saya pasti di sini,” katanya.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Kegiatan Sarmini apabila tidak ngujur adalah membuat perangkap benur (baby lobster), yang terbuat dari tapas pohon kelapa untuk dijual, sambil merawat cucunya di rumah. “Sebenarnya banyak pesanan. Tapi, karena sedang musim panen ikan, ditinggal dulu untuk ngujur,” ujarnya. (ala)