Kamis, 25 Apr 2024
MENU
Ramadan 2024

Sangagung Kenalkan Kopi Lokal Sambil Berbisnis

SIANG hari yang panas di warung tenda Sangagung, beberapa lelaki terlihat larut dalam obrolannya. Mereka duduk mengelilingi sebuah meja kayu. Kopi dalam gelas-gelas kertas ada di depan mereka, di atas meja.

Seorang lelaki berkaos hitam sedang sibuk menyeduh kopi. Aroma khas kopi segera menyeruak ketika lelaki tersebut menuang air panas ke dalam gelas. Kepulan asap rokok membubung dan segera tersapu angin bersama aroma kopi.

Baca juga: Banyu Godog, Bisnis Air Isi Ulang Milik Pemuda Sarongan

Sekelompok pemuda yang tergabung dalam Komunitas Sangagung (Sanggar dan Siliragung) membuka sebuah warung tenda di depan Puskesmas Pesanggaran, Minggu, 28 Maret 2021. Warung nomadik tersebut berupa satu tenda dan dua payung.


Baca Lainnya :

sanggaragung kopi lokal 2
Roekin (kiri), pemilik RoekinRoll Cafe, dan Anang, pemilik Valerie Cafe.

Anggota komunitas terdiri dari para pelaku usaha warung kopi dan kafe dari dua wilayah kecamatan, yakni Pesanggaran dan Siliragung. "Kita perkenalkan cita rasa olahan kopi lokal yang kita produksi kepada warga masyarakat sekaligus untuk edukasi," kata Roekin, anggota komunitas Sangagung.

Tujuan komunitas ini, menurut Roekin, tidak muluk-muluk, yaitu untuk saling berbagi dan melengkapi antara satu sama lain. Dengan saling mendukung, mereka berharap usahanya semakin maju. 

Lanjut ke halaman berikutnya...

Warung tenda yang mereka dirikan menawarkan produk kopi lokal sebagai sajiannya. Sangagung meyakinkan bahwa biji kopi lokal memiliki kualitas dan mutu yang baik untuk diolah menjadi bubuk kopi yang higienis.

Ada beberapa jenis kopi dan bubuk kopi yang mereka hasilkan. Harga tiap-tiap jenis kopi bervariasi. Tergantung bagaimana memprosesnya.

Baca juga: Kreatif… Warga Kandangan Merakit Loader dari Besi Bekas

"Biji kopi yang sama jika diolah menjadi bubuk kopi dengan cara yang berbeda bisa menghasilkan cita rasa dan aroma yang berbeda," pemilik usaha warung kopi RoekinRoll Cafe ini menjelaskan.

Sementara itu, untuk menghindari persaingan bisnis yang kurang sehat, komunitas ini juga menyepakati harga jual kopi kepada konsumen. Harga setiap gelas kopi yang mereka jual ada di kisaran Rp5.000 hingga Rp10.000.

Di sini, para pelanggan bisa memilih kopi kesukaannya. Ada beberapa jenis kopi lokal yang mereka tawarkan, antara lain kopi arabika Ijen Raung, kopi robusta Kalibaru, dan kopi robusta excelsa Sarongan.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Bukan hanya jenis kopi, teknik menyeduh juga memengaruhi cita rasa kopi. Menurut Roekin, kopi yang baru saja dimasak menjadi bubuk kurang nikmat rasanya jika langsung diseduh dengan air panas. "Ini yang terkadang membuat perut menjadi kembung," ungkapnya.

Dewasa ini, dalam pengamatannya, telah terjadi pergeseran kegemaran anak muda. Banyak dari mereka yang lebih memilih minum kopi daripada minum minuman keras. Selain harganya terjangkau, hanya dengan minum kopi sudah dapat menghangatkan suasana berkumpul dengan teman-temannya. Belum lagi kalau ada fasilitas wifi gratis.

Baca juga: Nelayan Pancer Membuat Bagan dari Bambu

Anggota Sangagung saat ini berjumlah 13 orang. Mereka semua memiliki usaha kopi masing-masing. Mereka juga memiliki resep dan teknik meracik kopi yang berbeda-beda, sehingga rasa dan aroma yang dihasilkan juga berbeda. "Dan hanya penikmat kopi yang bisa mengetahui hal itu," kata Roekin.

Warung tenda Sangagung buka tiap dua minggu sekali mulai pukul 07.00 hingga 11.59. Di wilayah Pesanggaran, lokasinya berdekatan dengan halte bus, depan Puskesmas Pesanggaran. Sedangkan di Siliragung, warung tenda bertempat di sekitar pasar subuh.

Berminat untuk ngopi santai dan belajar tentang seluk beluk kopi? Silakan datang ke warung tenda milik komunitas Sangagung. (bay)