Selain dari pecah celengan, pendanaan kegiatan juga berasal dari iuran ketika melaksanakan kegiatan anjang sana seminggu sekali.
Sedulur, Sumberagung - Umat Buddha Vihara Dhamma Kerti Dusun Rejoagung, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi melakukan pecah celengan berisi uang koin untuk menyambut Hari Raya Waisak 2565 BE, Selasa, 25 Mei 2021.
Pengumpulan koin dalam celengan ini merupakan inovasi umat Buddha di Dhamma Kerti untuk menambah uang kas vihara. Mereka telah menyepakati setiap kepala keluarga mengumpulkan uang koin dalam sebuah celengan selama setahun kemudian menyerahkannya kepada pengurus vihara di malam Waisak.
Baca juga: Forpimka-NU Pesanggaran Kerja Bakti di Pesantren dan Tempat Ibadah
Menurut Ketua Daya Kasaba Dhamma Kerti, Karis, semua celengan tidak boleh diberi nama. Hal ini dimaksudkan supaya tidak diketahui siapa pemilik celengan sebab isi dari tiap-tiap celengan berbeda jumlahnya.
Baca Lainnya :
Setelah terkumpul, pecah celengan pun dimulai. Para patria memecah celengan-celengan tersebut dan menghitungnya. "Ini adalah amal keluarga untuk menambah kas vihara dan dipergunakan untuk perayaan Waisak," terangnya.
Selain dari pecah celengan, pendanaan kegiatan juga berasal dari iuran ketika melaksanakan kegiatan anjang sana seminggu sekali. Tempatnya bergantian di rumah-rumah umat Buddha.
"Kegiatan ini kalau dalam Islam seperti kegiatan Yasinan rutin," kata Karis di sela-sela kegiatan pecah celengan.
Lanjut ke halaman berikutnya...
Umat Buddha Dhamma Kerti terlihat antusias menyiapkan perayaan Hari Rayanya. Menurut Karis, Waisak merupakan hari penting bagi umat Buddha untuk memperingati tiga peristiwa penting Sidharta Gautama (Guru Agung Buddha), yaitu hari kelahiran, pencerahan, dan kematian.
"Tiga peristiwa penting tersebut disebut dengan Tri Suci Waisak. peristiwanya terjadi pada hari yang sama, di tahun yang berbeda, yaitu hari purnama raya, tepatnya pada bulan Waisak," katanya.
Baca juga: Inilah Jadwal Vaksinasi COVID-19 Puskesmas Pesanggaran
Ibadah puja bakti atau sembahyang dan meditasi Waisak akan berlangsung pada 26 Mei mulai pukul 06.30 sampai dengan selesai. Perayaan Waisak 2565 BE tahun 2021 ini, dari sangha bante atau biku mengusung tema "Cinta Kasih Membagun Keluhuran Bangsa".
Menurut ajaran agama Buddha, kebenaran dhamma adalah pedoman hidup yang luhur. Waisak adalah hari untuk kedamaian dan perbuatan baik. Fokusnya adalah dhamma dan sangha, yaitu mengingat kebaikan orang lain dan mengesampingkan pikiran negatif serta mengingat welas asih untuk semua makhluk.
Dalam peristiwa pemandian Buddha, nilai luhurnya adalah untuk mengingatkan agar memurnikan diri dari hal-hal negatif seperti keserakahan, kemelekatan, pikiran yang tidak murni, dan untuk mempraktikkan moralitas dan cinta kasih.
Lanjut ke halaman berikutnya...
Sementara itu, penyalaan dupa dan lilin, atau memotong bunga, adalah untuk mengingatkan bahwa manusia hidup ini tidak ada yang kekal. Sebagian besar tradisi, akan memulai hari Waisak sedini mungkin dengan persembahan untuk Buddha Dharma Sangha (Tiga Mestika).
Saat persembahan akan terdengar pujian “Namo Buddhaya, Namo Dharmaya, Namo Sanghaya" atau Puji Budha, Puji Dharma, dan Puji Sangha.
Baca juga: Karya Bakti TNI Renovasi Musala di Pancer
Di Vihara Dhamma Kerti, kegiatan Tri Suci Waisak tahun ini disederhanakan dengan tidak membuat banyak kegiatan yang dapat menimbulkan keramaian. Hal ini dikarenakan situasi masih berada dalam pandemi COVID-19.
Puja bakti atau sembahyang dan meditasi detik Waisak akan dilaksanakan di rumah ibadah secara terbatas, yakni hanya berlaku untuk anggota umat di wilayah setempat dan pengurus rumah ibadah.
"Semua peserta yang mengikuti kegiatan puja bakti atau sembahyang dan meditasi harus dalam kondisi sehat. Ketentuan seperti memakai masker, menjaga jarak aman, membatasi jumlah jemaat akan kita terapkan," kata karis memungkasi. (bay)