Jumat, 22 Nov 2024
MENU
HUT Ke-79 RI

Isra Mikraj, Momen Menegakkan Salat yang Bermakna

SETIAP tanggal 27 Rajab, umat Islam memperingati peristiwa Isra Mikraj, sebuah peristiwa bersejarah di mana Nabi Muhammad SAW menerima perintah salat lima waktu.

Isra Mikraj merupakan sebuah perjalanan lintas dimensi yang super kilat. Sebelum menerima perintah salat, Allah mempertemukannya dengan nabi-nabi terdahulu dan menjadi imam salat mereka.

Baca juga: Penting Bagi Calon Pengantin: Urus Administrasi Pernikahan, Apa Saja?

Tahun ini, Isra Mikraj bertepatan dengan tanggal 11 Maret 2021. Berkaitan dengan peristiwa penting ini, sedulur.co mewawancarai Ustaz Alfan Mustain. Dia adalah pengasuh pondok pesantren Al Mujahidin Tembakur, Sumbermulyo, Pesanggaran, Banyuwangi, Rabu, 10 Maret 2021.


Baca Lainnya :

Ustaz Alfan Mustain

Dalam kesempatan ini, dia banyak mengulas tentang salat lima waktu. “Sebagai umat Islam kita tidak boleh meninggalkan salat, karena salat merupakan bentuk komunikasi antara manusia dengan Sang Pencipta," ucapnya mengawali nasihat-nasihatnya.

Lebih lanjut, meskipun secara fisik salat itu mudah karena hanya berupa bacaan dan gerakan, menurut ustaz 42 tahun ini, masih banyak yang belum bisa memaknainya. Kebanyakan masih sekadar menunaikan salat.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Semestinya, seorang muslim tidak hanya menunaikan salat, dia juga harus menegakkannya. "Menunaikan salat itu berarti menjalankan salat saja. Akan tetapi, menegakkan salat berarti salat itu mampu mengubah sikap atau perilaku seseorang menjadi amar ma'ruf nahi mungkar," jelas Ustaz Alfan.

Obrolan dengan sang ustaz menjadi semakin asyik ketika terdengar sayup-sayup suara musik rebana dan selawat berkumandang. Ternyata, suara tersebut berasal dari beberapa santri yang sedang berlatih memainkan alat musik tersebut di serambi musala.

Baca juga: Belajar Cara Menanam Porang atau Iles-iles

Melanjutkan tentang salat, seseorang yang telah menjiwai salatnya akan mampu menghindarkan diri dari perbuatan keji dan mungkar. Untuk mendapatkan hasil tersebut, nu online menjelaskan bahwa seorang yang mendirikan atau menegakkan salat mesti melengkapi syarat yang lahir dan yang batin.

Syarat lahir yang harus disempurnakan adalah ketenangan diri dan khusyuk. Orang yang salat harus berusaha memahami dan memperhatikan bacaan salatnya.

Adapun syarat batin dalam salat adalah kemampuan menghadirkan rasa takut kepada Allah dan menghadirkan sifat ihsan ketika salat. Ketika orang yang salat dapat menghadirkan rasa ini, kesibukan apa pun takkan terlintas di benaknya, sebab keagungan Allah telah menyelimutinya.

Lanjut ke halaman berikutnya...

"Sesukses apa pun kita di dunia, jika meninggalkan salat, kita termasuk orang-orang yang merugi," kata Ustaz Alfan memungkasi diskusi sore itu. (ala)