BOLEH percaya atau tidak gendam itu ada. Gendam itu merugikan. Minimal, demikianlah pengakuan seorang wanita asal Dusun Silirbaru, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Gara-gara gendam, perhiasan wanita itu hilang!
Siang itu, Kamis, 1 April 2021, Siti Rokayah sedang berada di warungnya seperti biasa. Warungnya terletak di utara kantor Kecamatan Pesanggaran, berjarak lebih kurang 20 meter di seberang jalan--menghadap ke timur.
Baca juga: Sejarah Tahun Baru Saka dan Memaknai Nyepi
Lokasi warung berada di wilayah Dusun Silirbaru, Desa Sumberagung. Suasana warung sedang sepi. Wanita 66 tahun tersebut hanya sendiri. Tidak ada pelanggan yang datang. Pelanggan terakhir sudah beranjak beberapa waktu sebelumnya.
Baca Lainnya :
Lalu, kira-kira pukul 12.00, seseorang datang dengan mengendarai motor matik warna hijau. Lelaki berkaus pink dengan kombinasi putih ini memarkir motornya di depan warung. Pelanggan warung Rokayah memang biasa memarkir kendaraannya di situ.
Sesaat kemudian, lelaki bertubuh besar itu masuk ke dalam warung dan duduk di salah satu kursi. Helm di kepalanya tidak ditanggalkan.
Lanjut ke halaman berikutnya...
Seperti biasa, Rokayah menyambut ramah tamunya. Hanya ada dia dan lelaki asing itu di dalam warung. "Dia mengajak mengobrol saya tentang bantuan sembako," ujar Rokayah. Sebuah topik obrolan yang menarik hatinya.
Seperti anak-anak yang mendengarkan cerita-cerita dongeng, Siti Rokayah pun larut dengan topik obrolan pelanggan asingnya tersebut. Sampai ketika sang pelanggan mengganti topik obrolan, dia hanya bisa mengikutinya.
Baca juga: Panen Padi dan Para Wanita yang Ngasak
Sampai kemudian lelaki asing mengeluarkan kertas dan menyuruhnya menulis, dia pun menurut. Rokayah mengaku diminta menulis abjad A sampai F sebanyak 15 kali.
Sebelum menulis, lelaki asing memintanya melepas semua perhiasan dan memasukkannya ke dalam toples gula. Lagi-lagi Rokayah menurut.
Ketika wanita pemilik warung tersebut sedang menulis, lelaki asing keluar. Dia memindahkan motonya dari depan warung ke samping warung. Seperti tidak memedulikan apa yang dilakukan lelaki asing, dia terus menulis.
Lanjut ke halaman berikutnya...
Tiba-tiba Rokayah seperti tersadar dari lamunan. Dia juga tidak tahu apa atau siapa yang menyadarkannya. Yang pasti, lelaki asing sudah tidak ada. "Ya, Allah! Aku kena gendam!" pekiknya ketika melihat perhiasan yang tadi dia lepas pun raib. Dia syok.
Hal terakhir yang dia ingat tentang lelaki asing tersebut adalah ketika dia keluar memindahkan motornya. Selain itu, ciri-ciri dan baju yang ia kenakan. Setelah itu, dia hanya tahu kalau dia kena gendam.
Mengetahui kejadian itu, Nur Rohman, anaknya, segera menghubungi anggota kepolisian melalui sambungan telepon. Ternyata, nomor yang dia hubungi adalah anggota Polresta Banyuwangi. Kemudian, beberapa tetangga yang datang menyarankan agar melaporkan kejadian ini ke Polsek Pesanggaran. (bay)