Dadang Setiawan (dilingkari) sedang mengikuti pembelajaran di kampusnya, Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung.
WAKTU kecil, tak pernah terlintas dalam mimpinya untuk menempuh pendidikan di bidang pertambangan, apalagi melalui jalur beasiswa. Cita-citanya di masa kecil adalah menjadi pemain sepak bola. Dadang Setiawan namanya.
Ketika masih menempuh pendidikan menengah, kegiatan sehari-harinya tak jauh beda dengan anak-anak sebaya di lingkungannya, Dusun Ringinagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. Sepulang sekolah, dia membantu bapaknya mencari pakan kambing. Setelah menyelesaikan tugasnya mencari pakan kambing, barulah Dadang bisa melakukan hobinya, seperti sepak bola, futsal, main catur, dan lari.
Pemuda yang kerap dipanggil Dadang tersebut adalah penerima beasiswa dari PT Bumi Suksesindo (BSI)—operator tambang di Tumpang Pitu Pesanggaran—untuk menempuh pendidikan di Politeknik Energi dan Pertambangan (PEP) Bandung.
Baca Lainnya :
Baca juga: Mitos Gerhana Bulan Menurut Warga Rajegwesi
Baginya, beasiswa dan perkuliahan yang saat ini dia jalani seperti “untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak”. Pasalnya, menurut pengakuannya, sejak kecil Dadang tidak pernah memimpikan dunia pertambangan sebagai masa depannya. Cita-citanya sewaktu kecil adalah menjadi pemain sepak bola.
Dadang menyelesaikan pendidikan menengahnya di SMK Muhammadiyah 8 Siliragung, Banyuwangi, jurusan teknik otomotif. Dia adalah anak yang berprestasi secara akademik. Selama bersekolah, anak dari pasangan Sukardi dan Tugiyah tersebut bisa mempertahankan peringkat 1, bahkan sejak masih di SMP.
Baca juga: Idul Fitri, Silaturahmi, dan Ketupat
Beroleh Beasiswa
Suatu hari, Dadang mendengar kabar tentang beasiswa dari PT BSI untuk masyarakat Kecamatan Pesanggaran. Dia tertarik untuk mengikutinya. Namun, Dadang sempat meragukan peluangnya karena dia dari jurusan teknik otomotif. Kuliah di pertambangan tidak linier dengan jurusannya itu, pikirnya waktu itu.
Di tengah sikapnya yang mulai skeptis, bapak, ibu, dan teman-temannya muncul sebagai penyemangat. Tekad Dadang pun terpantik hingga akhirnya memantapkan dirinya untuk mendaftar program beasiswa dari PT BSI tersebut.
“Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Jika masih ada kemauan pasti akan ada kemudahan,” ucap Dadang memotivasi dirinya sendiri.
Baca juga: Suasana Akrab di Buka Puasa Perangkat Desa Sumberagung
Beberapa hari setelah mengumpulkan berkas-berkas persyaratan, dia mendapat pemberitahuan dari pesan WhatsApp di ponselnya. Isi pesan itu menyatakan bahwa dia lolos seleksi administrasi dan bisa mengikuti tes wawancara.
Tes wawancara bisa dia lalui dengan lancar. Tiga hari kemuddian, Dadang menerima kabar bahwa dia terpilih sebagai penerima beasiswa D3 Teknologi Pertambangan PEP Bandung.
“Saya sangat bersyukur bisa melanjutkan pendidikan tanpa membebani bapak dan ibu,” katanya.
Tantangan kembali datang ketika dia harus menghadapi mata kuliah yang baginya asing, yaitu kuliah yang berhubungan dengan kimia. Terlabih lagi, pelajaran tersebut tidak dia pelajari semasa SMK. Dia mengaku stres waktu itu hingga sempat ingin berhenti kuliah. Dadang merasa tidak mampu.
Baca juga: Mengenal Tradisi Punggahan Jelang Ramadan
Dalam kondisi seperti itu, lagi-lagi orang-orang sekitarnya datang menyemangatinya. Dia pun mulai rajin membaca dan mempelajari dasar-dasar mata kuliahnya sehingga ketika dosen sedang memberikan materi kuliah dia bisa memahaminya.
Selain aktif di perkuliahan, Dadang juga aktif berorganisasi di kampusnya. Beberapa pengalaman berorganisasi yang pernah dia jalani, antara lain:
- Anggota Divisi Nonakademik Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertambangan PEP Bandung.
- Anggota Divisi Kaderisasi Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertambangan PEP Bandung.
- Ketua Pemilihan Umum pada kegiatan pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertambangan PEP Bandung Tahun 2022.
- Pengisi acara kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Sekolah Menengah Kejuruan Adi Sanggoro Bogor.
Baca juga: Kena Gendam, Perhiasan Wanita Ini Raib
Menurutnya, menjadi pembicara pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan pengalaman paling mengesankan selama kuliah. Pasalnya, berbicara di depan orang banyak tidak semudah yang dia bayangkan sebelumnya. Hal ini membuatnya gugup. Namun, dia harus tetap tenang dan mengontrol emosi dengan baik. Dia berhasil. Hasilnya, kini dia merasa lebih percaya diri untuk berbicara di depan orang banyak.
“Kita tidak pernah tahu jika kita tidak pernah mencobanya,” katanya.
Saat ini, pemuda tiga bersaudara itu masuk semester enam perkuliahan dan sedang melakukan magang di site Tujuh Bukit Operations PT BSI. Di sini, dia mengumpulkan data untuk keperluan tugas akhir. Dadang berharap pengalaman ini semakin menambah wawasannya sehingga dapat mengaplikasikannya dalam pekerjaannya kelak. (nad)