AKHIR-AKHIR ini, muncul pemberitaan mengenai larangan peredaran jamur enoki karena temuan kontaminasi bakteri Listeria monocytogenes penyebab penyakit listeriosis. Sementara, jamur impor asal Korea tersebut sudah banyak merambah hingga ke pelosok daerah. Beberapa tukang sayur di Pesanggaran keliling menjual jamur jenis ini.
Larangan tersebut mendorong masyarakat beralih mengonsumsi jamur produksi lokal yang dianggap mirip dengan jamur enoki dan lebih aman dikonsumsi.
Baca juga: Mengintip Sate Bekicot Buatan Febe
Seperti yang dilakukan oleh seorang warga Dusun Sumberbopong, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, Bambang Sutrisno. Lelaki ini mencoba budi daya jamur mirip enoki dari tongkol jagung.

Bambang terkenal sebagai seorang tukang kayu. Dia bisa membuat jendela, pintu, dan barang-barang dari kayu lainnya. Ia juga biasa mengerjakan bangunan di wilayahnya sebagai tukang batu.
Sejak pandemi, permintaan terhadap jasanya terus menurun. Dia lebih banyak menganggur. Sampai suatu hari dia menemukan tutorial budi daya jamur. “Awalnya hanya coba-coba dengan berpanduan youtube dan google. Ternyata cukup menguntungkan dan direspon sangat baik di masyarakat,” ujar Bambang.
Lanjut ke halaman berikutnya…