Sarongan – Para nelayan Rajegwesi, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi menggelar petik laut, Selasa, 1 September 2020. Setiap tahun para nelayan ini melaksanakannya.
Ketua panitia petik laut Mat Sujak mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan kegiatan ini selama satu bulan penuh. Sujak merasa senang karena kegiatan yang direncanakan bersama para warga itu akhirnya terwujud.
Namun, ada yang sedikit berbeda pada pelaksanaan tahun ini. Mengingat adanya pandemi Corona, panitia berupaya menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Baca juga: Panen Ikan, Kampung Nelayan Rajegwesi Menggeliat
Baca Lainnya :
"Semua yang terlibat ritual harus memakai masker. Selain itu, penonton juga dibatasi," katanya kepada Sedulur. “Melalui tradisi ini, masyarakat memohon kepada Tuhan agar diberi keselamatan dan rezeki yang melimpah saat bekerja di laut.”
Petik Laut ini adalah tradisi warisan leluhur. Masyarakat nelayan Rajegwesi memaknainya sebagai sedekah masyarakat kepada laut yang telah menjadi tempat mereka mengais rezeki. Juga sebagai ungkapan syukur atas rezeki, kesehatan, dan keselamatan yang mereka nikmati.
Lanjut ke halaman berikutnya...
Menurut Sujak, biaya untuk mengadakan rangkaian acara petik laut ini mencapai Rp90 juta. Uang itu merupakan hasil iuran warga, para juragan kapal, dan pengelola tambang emas di Tumpang Pitu, PT Bumi Suksesindo.
Kepala Desa Sarongan, Gunoto, yang hadir dalam acara tersebut, mengapresiasi warga Rajegwesi yang telah menyelenggarakannya. Menurutnya, kegiatan ini penting bagi wilayahnya karena menjaga warisan budaya menjadi salah satu tugasnya sebagai kepala desa.
"Setiap kegiatan keramaian maupun upacara keagamaan harus tetap menerapkan protokol kesehatan dengan tetap menggunakan masker, jaga jarak, dan sering cuci tangan," kata Gunoto.
Selain Kepala Desa Sarongan, panitia juga mengundang camat serta kepala desa seluruh Kecamatan. Mereka tampak terbawa dalam suasana sacral pada siang itu ketika doa-doa dipanjatkan.
Baca juga: Tradisi 'Baritan', Momen Kebersamaan dalam Doa
Sebagai inti acara petik laut ini, para nelayan Rajegwesi melarungkan sesaji ke tengah laut menggunakan perahu. Sesaji tersebut berupa kepala kambing serta sejumlah hasil bumi dan laut yang ditata di dalam sebuah perahu mini.
Selain larung sesaji, di lokasi tersebut juga diadakan selamatan, khataman Al-Quran, pagelaran janger, gandrung, dan wayang kulit semalam suntuk. Acara berlangsung selama tiga hari: Minggu, Senin, dan Selasa. Pada Selasa siang, panitia akan menggelar ruwatan. (gil)