Jumat, 22 Nov 2024
MENU
HUT Ke-79 RI

Warga Pesanggaran Salat Gerhana di Masjid Roudlotul Huda


Jamaah yang hadir terlihat mengikuti rangkaian salat gerhana dengan khusyuk. Setelah usai, kemudian dilanjutkan dengan salat isya secara berjamaah.


Sedulur, Pesanggaran - Puluhan warga jamaah Masjid Roudlutol Huda Dusun Ringinmulyo, Desa Pesanggaran, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi menggelar salat khusuf atau salat gerhana bulan pada Rabu, 26 Mei 2021.

Salat gerhana ini dilaksanakan setelah salat magrib. Yang bertugas mejadi imam salat adalah Kiai Agus Arwani Mubin sekaligus menjadi khatib. Sedangkan Ustaz Rozikin bertugas menjadi bilal.

Baca juga: Pemuda Lintas Agama Amankan Waisak di Sarongan dan Kandangan

Dalam khutbahnya, kiai yang biasa disapa Gus Arwani ini mengajak jamaah agar selalu mengingat kebesaran Allah. "Allah dapat menghilangkan cahaya bulan dalam sesaat dan dapat mengembalikannya dalam sesaat pula," katanya.


Baca Lainnya :

Seorang warga Dusun Silirbaru, Sumberagung, Pesanggaran, Banyuwangi mengoleskan abu di atas perut sapinya yang sedang hamil saat terjadi gerhana bulan, Rabu, 26 Mei 2021.

"Fenomana ini mengingatkan kita agar senantiasa mengingat tentang kekuasaan dan kebesaran Allah," tambahnya. Khotbah berjalan kurang lebih 20 menit. 

Jamaah yang hadir terlihat mengikuti rangkaian salat gerhana dengan khusyuk. Setelah usai, kemudian dilanjutkan dengan salat isya secara berjamaah.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Dikutip dari laman kompas.com peneliti di Pussainsa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Andi Pangerang, menjelaskan ketika gerhana bulan, sinar matahari akan terhamburkan ke arah spektrum merah atau yang dikenal dengan istilah Blood Moon. "Oleh karena itu, umbra (bayangan utama) bumi terlihat kemerahan," katanya.

Kemudian ketika bulan berada di perpotongan ekliptika dan orbitnya, atau disebut juga bulan berada di titik simpul bulan, maka bulan memasuki bayangan bumi sehingga terjadi gerhana bulan.

Baca juga: MWC NU Pesanggaran Ro’an Sambut Kembalinya Santri ke Pondok

Meskipun demikian, masih ada masyarakat yang menjalankan tradisi lama ketika gerhana bulan terjadi. Salah satunya adalah Sarni, warga Dusun Silirbaru, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran. 

Ketika tahu ada gerhana, Sarni pun mengoleskan abu di perut binatang ternaknya, yaitu sapi yang sedang hamil. Menurutnya, tradisi ini dilakukannya sudah turun temurun.

Saat ditanya untuk apa hal itu dilakukan, dia pun mengaku tidak tahu. "Cuma menjalankan apa  yang diajarkan orang tua," tutupnya. (ala)