Jumat, 22 Nov 2024
MENU
HUT Ke-79 RI

Budi Daya Lebah Madu Klanceng di Kandangan

SEORANG pemuda asal Dusun Sumberjambe, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, Ari Putra Utomo, 23 tahun, berhasil membudidayakan lebah madu klanceng di pekarangan rumahnya. Dia menekuni usaha ini baru berjalan sekitar satu tahun. 

"Dulu saya hanya menjual madu milik orang [lain]. Setelah beberapa tahun, waktu itu ibu saya sedang sakit, [saya] mengetahui secara langsung khasiatnya. Maka, saya tertarik membudidayakan jenis tawon klanceng," ujarnya kepada sedulur.co.

Baca juga: Berburu Belalang Kayu di Pinggiran Hutan

Alasan Ari memilih lebah madu jenis klanceng untuk dia pelihara cukup sederhana. "Karena lebah [klanceng] tidak menyengat. Dulu saya pernah disengat lebah madu unduhan dan langsung terkena penyakit bidur," katanya. 


Baca Lainnya :

lebah madu klanceng 2
Ari memanen madu klanceng di pekarangan rumahnya.

Namun, menurut Ari, untuk memulai usahanya tersebut bukan perkara yang mudah. Sebelumnya, ia mencari informasi dan referensi kian kemari: di mana mendapatkannya; bagaimana merawatnya; dan lain-lain. Sampai kemudian dia pun meyakini bahwa lebah klanceng adalah pilihan terbaik.

Awalnya, Ari membeli koloni lebah madu beserta rumahnya dari Sumatera secara daring. Harga setiap koloni Rp800.000. Karena keterbatasan modal, dia hanya mampu membeli tiga koloni. 

Lanjut ke halaman berikutnya...

Meskipun dia tahu hal itu sangat berisiko, dia tidak ada pilihan lain. Dari informasi yang dia peroleh, dari sanalah dia bisa membeli lebah klanceng. "Kalau ratu lebah mati saat di perjalanan, ya sudah, lebah tidak akan bisa berkembang," katanya.

Kemudian, dia memasukkan lebah-lebah tersebut ke dalam kotak (gelodok) sebagai tempat tinggalnya sesampainya di rumah. Dia membuat sendiri kotak-kotak tersebut dari kayu seadanya.

Baca juga: Geliat Peternak Kambing di Desa Sumberagung

Untuk masalah makanan, Ari tidak mengkhawatirkannya. Di sekitar rumahnya banyak tumbuh tanaman berbunga, seperti mawar, melati, dan lain-lain. Oleh karena itu, dia yakin lebahnya bakal berkembang dan mendapat pasokan nektar yang banyak.

Ternyata, keyakinan Ari pun terbukti. Lebah miliknya bisa berkembang dengan baik meskipun pada enam bulan pertama belum menghasilkan madu. "Mereka [lebah] butuh adaptasi," katanya.

Setelah enam bulan, dia mulai merasakan hasil usahanya. Pada panen perdana, dia bisa mengumpulkan 500 mililiter madu murni dari tiga gelodok lebah madu miliknya. Seiring berjalannya waktu, jumlah itu terus meningkat.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Kini dia mempunyai sembilan gelodok lebah madu yang produktif. "Terkadang bisa sampai satu liter. Tapi kasihan juga [kalau madunya diambil terlalu banyak], makanan lebahnya nanti habis bisa mati semua," ujarnya. 

Untuk pemasaran, Ari mengaku tidak bingung. Dia memasarkannya melalui jejaring media sosial. Dengan begitu, dia sudah kewalahan melayani permintaan pembeli. Saat ini, belum panen saja, sudah banyak yang memesan. 

Baca juga: Pengalaman Rudi Berniaga Makanan Timur Tengah

Di pasaran, harga madu klanceng sangat fluktuatif: mulai Rp110 ribu sampai Rp350 ribu per 250 mililiter. Naik turunnya harga sangat dipengaruhi oleh musim.

Pada musim kemarau, madu bisa diambil setiap satu bulan sekali. Ari menyebutnya musim panen. Akan tetapi, pada saat musim hujan, produksi madu menurun drastis karena lebah madu malas mencari nektar. 

Dalam menjalankan usahanya, semua proses dia tangani sendiri. Maka dari itu, Ari berani menjamin keaslian madu produksinya. "Alhamdulillah, permintaan banyak sekali selama COVID-19. Sebab, banyak orang mengonsumsi madu untuk meningkatkan imun tubuh," katanya. 

Lanjut ke halaman berikutnya...

Selain menjual madu klanceng hasil budi dayanya, Ari juga mengepul produksi madu milik tetangganya. Madu dari jenis lebah apa saja, yang penting, dia sendiri yang memeras madunya. Menurutnya, itu adalah cara untuk menjaga kemurnian madu yang ia jual.

Ari bersyukur karena usaha yang ia tekuni berhasil. Karyawan PTPN XII Sumberjambe ini mengaku beroleh banyak manfaat berkat usaha lebah madu miliknya. "Alhamdulillah, dari budidaya lebah madu ini, saya bisa menyelesaikan kuliah saya [di Universitas Terbuka]," ujarnya. (gil)