Jumat, 22 Nov 2024
MENU
HUT Ke-79 RI

Hari Pertama Liburan, Wisata Rajegwesi Sepi Pengunjung

Sedulur, Sarongan - Pantauan hari pertama libur Natal dan Tahun Baru, 25 Desember 2020, wisata pantai Rajegwesi dan Teluk Ijo di Sarongan, Pesanggaran, Banyuwangi sepi pengunjung. Padahal bulan lalu pengunjung sudah mulai ramai.

Salah seorang pengelola wisata Rajegwesi dan Teluk Ijo, Beny Wahyudi, menduga hal ini akibat status Banyuwangi yang kembali merah. Artinya, penyebaran pagebluk Corona sedang tinggi.

Baca juga: Dirpamobvit Polda Jatim ke Pulau Merah Pastikan Kesiapan Pengamanan

Kondisi ini mengakibatkan masyarakat lebih memilih untuk berdiam diri di rumah bersama keluarga tercinta. Seperti terlihat di Rajegwesi, pada hari pertama ini, hanya beberapa mobil yang ada di parkiran. "Padahal tahun-tahun kemarin, pada liburan Natal seperti ini, parkiran sampai tidak muat untuk kendaraan," ujarnya. 


Baca Lainnya :

hari pertama libur natal
Tempat parkir kendaraan di Rajegwesi terlihat lowong, 25 Desember 2020.

Biasanya, jumlah pengunjung wisata akan terus meningkat dari hari pertama hingga mencapai puncaknya pada tahun baru. "Kita lihat saja tahun baru besok banyak pengunjungnya atau tidak," katanya.

Saat libur Natal seperti ini, wisatawan dari luar kota mendominasi. Mereka datang dari berbagai kota, seperti Sidoarjo, Malang, Surabaya, Mojokerto, dan lain-lain. Sebagian dari mereka menginap di pondok wisata atau homestay yang ada di sekitaran Rajegwesi.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Menurut lelaki berumur 32 tahun ini, penyebab lain turunnya jumlah wisatawan adalah karena adanya pengetatan protokol kesehatan di daerah masing-masing. Mereka harus rapid atau swab jika mau bepergian ke luar kota.

Sepinya pengunjung pantai Rajegwesi juga memengaruhi kunjungan ke Teluk Ijo. "Hampir tidak ada orang yang menyewa transportasi untuk menyeberang ke Teluk Ijo," kata Beny.

Baca juga: Petugas Gabungan Pesanggaran Gelar Operasi Yustisi

Kondisi ini juga berpengaruh pada pendapatan pedagang dan pengelola homestay di Rajegwesi. Mbah Sucik, 67 tahun, salah seorang pedagang makanan di pantai Rajegwesi mengaku biasanya bisa mengumpulkan omzet hingga Rp400-500 ribu sehari. "Sekarang Rp100 ribu saja sulit," katanya.

Sementara itu, pemilik salah satu homestay di Rajegwesi, Purnomo, juga mengalami penurunan pengunjung. Meskipun, menurutnya, tidak separah masa awal pagebluk. (gil)