RINTIK hujan membasahi Jalan Bhayangkara Siliragung ketika seorang remaja perempuan mendorong sebuah gerobak seorang diri, di depan sebuah toko, sekitar 50 meter di timur patung pahlawan. Sebuah tulisan cukup jelas terbaca di sisi gerobak: ”TOP BURGER”. Ya, dia adalah gadis yang menjual burger.
Sesaat kemudian, ia memarkir gerobaknya. Tangannya segera meraih batu bata di sekitar tempatnya berhenti untuk mengganjal roda gerobak. Setelah memastikan gerobak terparkir dengan kokoh, dia melanjutkan aktivitasnya menyiapkan pemanggang, talenan, dan lain-lain.
Baca juga: Titik Balik Teddi, Bekerja dengan Hati
Setelah semua siap, Veronika, nama gadis itu, duduk di atas kursi plastik menunggu pelanggan datang membeli burgernya. Di tengah dia menunggu, suara azan magrib berkumandang. Setelah menitipkan dagangannya kepada penjual ayam goreng di sebelahnya, gadis berusia 18 tahun itu pun bergegas menuju musala yang tak jauh dari tempatnya berjualan.

Tidak seperti kebanyakan remaja yang bisa fokus dengan tugas-tugas sekolah atau bermain besama teman-teman sebaya, remaja yang satu ini, di samping bersekolah, ia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya. Dia mangkal di tempat itu mulai pukul empat sore hingga pukul sembilan malam, membagi waktu untuk keluarga dan sekolahnya.
Siswa SMK Muhammadiyah Siliragung ini sudah enam bulan melakoni pekerjaan tersebut. “Ibu sedang sakit sehingga saya harus meringankan beban untuk biaya sekolah dan membantu kebutuhan sehari-hari,” katanya dengan nada datar.
Lanjut ke halaman berikutnya…