Saat musim hujan dan pancaroba atau masa peralihan musim, masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap demam berdarah dengue (DBD). Sebab, pada musim itu banyak genangan air, tempat nyamuk Aedes aegypti—pembawa virus dengue penyebab DBD—berkembang biak.
Hingga Maret 2019 ini, menurut catatan medis Puskesmas Pesanggaran, sudah ada empat orang yang terjangkit DBD. Mereka berasal dari Desa Pesanggaran dan Sumbermulyo.
Menurut penanggung jawab program penanggulangan DBD Puskesmas Pesanggaran, Suyanto, usaha terbaik mencegah DBD adalah melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Mengandalkan fogging atau pengasapan hanya akan membunuh nyamuk dewasa. Untuk memutus rantai perkembangbiakannya, perlu memberantas sarang dan benih nyamuk,” terang Suyanto.
DBD adalah penyakit menular yang disebabkan virus dengue yang dibawa nyamuk. Dulu, DBD disebut juga sebagai penyakit break bone karena kadang menyebabkan nyeri sendi dan otot, tulang terasa retak. Demam berdarah ringan menyebabkan demam tinggi, ruam, serta nyeri otot dan sendi. Demam berdarah parah yang juga dikenal sebagai dengue hemorrhagic fever dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah yang tiba-tiba, dan kematian.
“Jika merasakan demam tinggi disertai nyeri otot dan sendi, segera bawa ke Puskesmas atau layanan kesehatan lainnya agar segera ditangani. Siapa tahu DBD,” kata Suyanto menyarankan.
Ketika ada seseorang yang terjangkit DBD, akan dilakukan penyelidikan epidemiologi (PE) dan evaluasi lingkungan di sekitar rumah penderita sampai radius 100 meter. Bila ditemukan penderita DBD lainnya atau ditemukan 3 tersangka DBD, masyarakat akan digerakkan untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk DBD, larvasidasi, penyuluhan, dan fogging sampai radius 200 meter dari rumah penderita.
Metamorfosis nyamuk Aedes aegypti berlangsung dalam 7–14 hari. Nyamuk berwarna hitam putih ini kerap bersarang di tempat yang bersih dan di air yang tidak berhubungan dengan tanah. Nyamuk itu biasa aktif pada pukul 09.00–10.00 dan 16.00–17.00. Maka, disarankan tidak tidur pada jam-jam tersebut untuk mengurangi risiko gigitannya.
Tiga langkah mudah mencegah DBD adalah dengan melakukan 3M plus, yaitu:
1. MENGURAS. Bersihkan tempat yang sering dijadikan penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es, dsb.;
2) MENUTUP. Tutup rapat-rapat tempat-tempat penampung-an air seperti drum, kendi, toren air, dan sebagainya;
3) MENGUBUR. Kubur barang bekas yang tidak terpakai atau daur ulang agar menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Ditambah beberapa bentuk kegiatan pencegahan seperti:
• Menaburkan bubuk larvasida (dikenal sebagai abate) ke tempat penampungan air yang sulit dibersihkan;
• Menggunakan obat anti nyamuk;
• Menggunakan kelambu saat tidur;
• Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk;
• Menanam tanaman pengusir nyamuk,
• Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah;
• Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dsb.